New York (ANTARA) - Pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai rencana uji coba nuklir memicu kekhawatiran global dan berpotensi memulai kembali perlombaan senjata dengan dampak serius, kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia.
“Hal ini menimbulkan kegemparan di seluruh dunia dan di Amerika Serikat karena banyak pihak memahami risiko langkah ini, termasuk kemungkinan dimulainya kembali uji coba nuklir yang dihentikan sejak awal 1990-an,” ujar Nebenzia, Sabtu, seperti dikutip RIA Novosti.
Dia menambahkan, “Ini dapat memicu eskalasi baru, perlombaan senjata yang diperbarui, dan konsekuensi yang umumnya tak terduga.”
Moskow akan terus memantau perkembangan situasi.
Nebenzia menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin telah menggelar pertemuan Dewan Keamanan, menekankan bahwa pernyataan Trump harus dianggap serius.
“Menanggapi uji coba rudal jelajah baru dan senjata bawah air berkekuatan nuklir kami, Trump menyatakan bahwa AS mempertimbangkan melanjutkan uji coba nuklir. Ini pernyataan serius dengan konsekuensi yang belum diketahui,” katanya.
Dia menegaskan, Rusia harus siap menghadapi kemungkinan perkembangan seperti itu.
Pekan lalu, Trump mengaku telah memerintahkan Departemen Pertahanan untuk melanjutkan uji coba nuklir.
Ia menjelaskan keputusan ini diambil karena negara lain juga melakukan uji coba, dan menurutnya “wajar” bagi AS untuk ikut serta.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA
Baca juga: Pakar: Ancaman perlombaan senjata nuklir AS, Rusia, China makin tajam
Baca juga: AS siap uji senjata nuklir, Rusia sebut akan lakukan hal serupa
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































