Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi merekomendasikan agar kegiatan belajar-mengajar di SMA Negeri 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara tetap berlanjut namun dengan metode yang disesuaikan.
“Proses belajar-mengajar akan tetap berlanjut, hanya metode dan caranya yang sedang tadi didiskusikan,” kata Arifah saat ditemui di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta, Sabtu malam.
Kementerian PPPA bersama kementerian/lembaga terkait dan Pemerintah Provinsi Jakarta sedang menyiapkan pola pembelajaran yang menyesuaikan kondisi psikologis siswa, guru, dan orang tua.
"Besok (Minggu, 9/11) akan dibicarakan lebih lanjut seperti apa sistem terbaik yang bisa diterapkan mulai Senin. Menurut saya sangat penting dilakukan pendampingan bukan hanya sesaat ya,” ujarnya.
Dia memastikan bahwa pendampingan yang diberikan oleh tim Kementerian PPPA tidak hanya fokus pada pemulihan psikologis anak terapi juga orang tua dan para tenaga kependidikan yang secara berkelanjutan.
Baca juga: Mensos imbau publik tidak berspekulasi isu bullying tragedi SMA 72
Baca juga: Ledakan saat Jumatan bawa petaka di SMAN 72 Jakarta
"Iya, iya, kami ini pendampingan - pemulihan, itu penting, saya yang anaknya tidak bersekolah di situ saja merasakan berat, apalagi para orang tua dan guru di sana,” cetusnya menegaskan.
Petugas Posko Pelayanan Polri bersiaga di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta, yang menjadi salah satu tempat dirawatnya siswa SMAN 72 Kelapa Gading korban ledakan, Sabtu (8/11/2025) malam. ANTARA/M Riezko Bima Elko PrasetyoPada Jumat (7/11) sekira pukul 12.15 WIB, terjadi ledakan di lingkungan SMA Negeri 72 Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara, tepatnya dalam kompleks Kodamar TNI Angkatan Laut (AL).
Menurut keterangan saksi, ledakan terjadi saat siswa dan guru sedang shalat Jumat di masjid sekolah tersebut. Letusan pertama pertama terdengar ketika khotbah sedang berlangsung, disusul ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda.
Dari peristiwa itu, berdasarkan data Posko Pelayanan Polri di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, hingga Sabtu siang pukul 10.30 WIB terdapat total 96 korban ledakan yang dirawat di tiga rumah sakit di wilayah Jakarta Pusat.
Di RS Islam Cempaka Putih terdapat 43 pasien, terdiri atas 14 pasien rawat inap dan 29 pasien yang sudah pulang. RS Yarsi merawat 15 pasien, dengan 14 menjalani rawat inap dan satu sudah dipulangkan, sedangkan RS Pertamina Jaya menangani tujuh pasien, satu di antaranya masih dirawat.
Secara keseluruhan, sebanyak 67 pasien telah diperbolehkan pulang, sementara 29 orang lainnya masih menjalani perawatan medis di tiga rumah sakit tersebut.
Baca juga: Menteri PPPA: Solidaritas antarsiswa SMA 72 kekuatan pemulihan korban
Baca juga: Kemensos rehabilitasi korban ledakan di masjid SMA 72 Jakarta
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































