Rupiah menguat dipengaruhi harapan pemotongan suku bunga makin tinggi

3 hours ago 1
Data ekonomi AS baru-baru ini mengungkapkan angka inflasi yang lebih rendah.

Jakarta (ANTARA) - Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi harapan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) semakin tinggi.

Ekspektasi tersebut disebabkan capaian data Producer Price Index (PPI) Amerika Serikat (AS) pada bulan Februari 2025 mengalami penurunan menjadi 0,0 persen atau di bawah estimasi 0,3 persen, sedangkan PPI Inti memburuk jadi 0,1 persen.

“Data ekonomi AS baru-baru ini mengungkapkan angka inflasi yang lebih rendah. Baik indeks harga konsumen (Consumer Price Index)) maupun Indeks Harga Produsen (PPI) menunjukkan tekanan inflasi yang lebih lemah dari yang diharapkan, yang memperkuat ekspektasi potensi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve akhir tahun ini,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Pada 18-19 Maret, The Fed dijadwalkan melakukan pertemuan untuk membahas kebijakan suku bunga. Konsensus saat ini mengantisipasi suku bunga tak berubah karena inflasi yang terus-menerus dan sengketa perdagangan sedang berlangsung.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump memberikan ancaman pengenaan tarif sebesar 200 persen terhadap minuman beralkohol Eropa, termasuk anggur dan sampanye. Ancaman ini merupakan balasan atas keputusan Uni Eropa (UE) yang mengenakan tarif 50 persen pada wiski Amerika.

“Keputusan UE yang akan mulai berlaku pada tanggal 1 April balasan terhadap tarif 25 persen yang baru diterapkan AS pada baja dan aluminium impor. Selain itu, Trump akan memberlakukan tarif timbal balik di seluruh dunia pada tanggal 2 April, yang dapat semakin memperburuk suasana hati investor,” ujar Ibrahim.

Senada, Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menganggap penguatan kurs rupiah dipengaruhi data PPI AS yang lebih rendah dari perkiraan, sehingga menaikkan harapan penurunan suku bunga The Fed.

“Sementara dari domestik, masih diselimuti sentimen negatif defisit anggaran pemerintah,” ujar dia.

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta menguat sebesar 78 poin atau 0,47 persen menjadi Rp16.350 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.452 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat ke level Rp16.392 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.280 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah bisa peroleh sentimen positif jika kebijakan DHE SDA berhasil

Baca juga: Pelemahan kurs rupiah didorong hasil rating dari Fitch

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |