Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menyatakan kunjungan Perdana Menteri China Li Qiang ke RI tak hanya seremonial, tapi juga membawa prospek kerja sama konkret, termasuk implementasi investasi 10 miliar dolar AS yang sebelumnya disepakati kedua negara.
"Investasi tersebut sudah mulai berjalan dan mencakup sejumlah sektor strategis," ujarnya kepada media saat menyambut ketibaan PM Li Qiang di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu.
Selain proyek yang telah berjalan, kunjungan PM Li juga membuka peluang bagi sejumlah kerja sama baru di bidang transportasi, pengembangan klaster industri, hilirisasi mineral, dan sektor kimia.
Rosan menyebut bahwa proyek-proyek ini melibatkan kolaborasi antara perusahaan swasta, BUMN, dan mitra asing.
"Yang baru ini sifatnya lintas sektor, mulai dari gerbong kereta api, industri baterai kendaraan listrik, hingga industri kimia. Kami akan mengawal realisasinya agar sesuai harapan," katanya.
Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa kerja sama ekonomi dengan China akan terus diperluas sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan industri nasional dan mempercepat hilirisasi sumber daya alam.
Menanggapi isu kebijakan luar negeri seperti hubungan dagang dengan Amerika Serikat, Rosan menegaskan bahwa fokus utama adalah memperdalam kemitraan bilateral yang saling menguntungkan.
"Kita akan lebih fokus untuk pembahasan penguatan kolaborasi dua negara," katanya.
Baca juga: Presiden Prabowo apresiasi konsistensi China bela negara berkembang
Baca juga: Prabowo: China mitra dagang terbesar RI, lebih 130 miliar dolar AS per tahun
Baca juga: Prabowo-Li Qiang hadiri pertemuan bisnis Kadin untuk jajaki investasi
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025