Tim SAR ganti status pencarian korban banjir hilang jadi Pemantauan

1 hour ago 2

Denpasar (ANTARA) - Tim SAR gabungan mengganti status pencarian terhadap korban hilang akibat banjir besar di Bali menjadi Pemantauan.

Hal ini disampaikan Kepala Kantor Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya di Denpasar, Kamis, setelah pencarian empat korban di Denpasar dan Badung telah mencapai hari kesembilan.

“Sore tadi Kamis, secara resmi menghentikan pencarian terhadap seluruh korban banjir di wilayah Bali, dan hal tersebut sudah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan,” kata dia.

Meski pencarian dihentikan, berdasarkan komunikasi dengan keluarga korban, Basarnas Bali masih akan tetap melakukan pemantauan di titik-titik potensial.

“Metode pencarian secara besar-besaran akan digantikan dengan Pemantauan yang juga telah dikoordinasikan dengan unsur SAR yang berada di wilayah Kabupaten Badung,” ujar Sidakarya.

“Sementara itu untuk satu orang korban yang masih belum ditemukan di Kota Denpasar juga dilaksanakan pemantauan,” sambungnya.

Baca juga: Pemda serahkan Rp2,7 miliar bantu 373 pedagang terdampak banjir Bali

Diketahui sejak banjir besar melanda Bali khususnya Denpasar, Jembrana, Badung, dan Gianyar pada Rabu (10/9) lalu ditemukan 18 orang meninggal dunia dan empat lainnya masih belum ditemukan.

“Dapat kami sampaikan bahwa hingga hari ini jumlah korban meninggal yang diakibatkan oleh bencana banjir yang melanda Pulau Bali adalah sebanyak 18 orang, sedangkan yang masih belum ditemukan sebanyak empat orang," kata Kepala Kantor Basarnas Bali.

Koordinator tim SAR gabungan pada misi ini tersebut menyampaikan korban hilang atas nama Made Suwitri (43) di Denpasar, dan Rio Hadnar Boelan (56) bersama Bewi Ratnawati Soenarjo (57) dan Riviere Timothy George (23) satu keluarga di Kabupaten Badung.

Tim SAR gabungan selama sepekan lebih telah mengerahkan seluruh kemampuan untuk menemukan korban, baik secara penyisiran sungai maupun menggunakan perahu karet. Namun hingga kini tidak ada tanda korban ditemukan.

"Setelah kita evaluasi beberapa hari dan tidak ada tanda korban ditemukan, maka hari ini upaya pencarian dengan mengerahkan unsur SAR gabungan dan pengerahan alut kita hentikan," kata dia.

Nyoman Sidakarya menyadari kerugian masyarakat Bali yang diakibatkan banjir besar sangat beragam, mulai dari kerugian materi, kerusakan infrastruktur, kehilangan tempat tinggal, korban jiwa, dan juga dampak psikologis.

Untuk itu ia mengucapkan duka cita yang mendalam kepada seluruh keluarga korban, dan berterima kasih kepada seluruh tim SAR gabungan yang terlibat atas kerja keras dan dedikasinya di bidang kemanusiaan.

Baca juga: Polresta Denpasar berikan pakaian sekolah bagi siswa terdampak banjir
Baca juga: BNN salurkan 2.000 paket sembako untuk korban banjir di Bali

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |