RI-Filipina sepakat kolaborasi dalam membangun pasar karbon

2 months ago 7

Jakarta (ANTARA) - KBRI Manila bekerja sama dengan perusahaan teknologi karbon Fairatmos mengelar Climate Change and Carbon Market: Indonesia and Philippines Commitment to the Future di Ruang Nusantara KBRI pada Senin (30/6).

Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement untuk mengurangi emisi karbon, khususnya melalui mekanisme carbon trading.

"Kolaborasi Indonesia dan Filipina perlu menjadi solusi bagi tantangan global yang muncul saat ini, khususnya perubahan iklim. Dalam hal ini, banyak sekali potensi yang dapat kita gali bersama demi menciptakan lingkungan hidup yang bersih bagi generasi penerus kita," kata Duta Besar RI di Manila Agus Widjojo dalam siaran pers KBRI Manila, Selasa.

Direktur Adaptasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup RI, Franky Zamzani, memaparkan kebijakan Indonesia dalam sektor pasar karbon.

Ia menegaskan mekanisme pasar karbon tidak semata-mata mementingkan keuntungan ekonomi, tetapi menjadi satu mekanisme yang memiliki dampak baik bagi lingkungan serta kehidupan sosial masyarakat.

Disampaikan pula tiga prioritas utama Indonesia dalam pengembangan sektor pasar karbon, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan keadaan, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pasar global dan mendorong kerja sama dengan agensi internasional yang relevan.

Assistant Director of Forest Management Bureau, Department of Environment and Natural Resources, Filipina Attorney Thomas Kabigting juga menyampaikan paparan singkat yang menekankan bahwa Filipina siap berkolaborasi dengan Indonesia dalam pengembangan pasar karbon di Filipina.

"Indonesia dan Filipina memiliki banyak persamaan dalam bentuk lahan hutan, ini waktu yang tepat bagi kita untuk berinvestasi lebih pada hutan kita," katanya.

Pada sesi diskusi yang menghadirkan COO Fairatmos, Aruna Pradipta, Climate Change and Sustainability Services Principal SGV & Co, Bonar Laureto, dan perwakilan Maharlika Investment, Winchell Wong, disampaikan hal teknis terkait pengembangan serta potensi pendanaan untuk pasar karbon di Filipina.

Dibahas pula potensi kolaborasi antara Indonesia dan Filipina dalam pelaksanaan proyek karbon. Kegiatan itu ditutup oleh penandatanganan Memorandum of Understanding antara Fairatmos Indonesia dan CCCO2 PH CORP Filipina mengenai pemetaan potensi pasar karbon di Filipina, seperti dikutip.

Saat ini, Filipina masih mengembangkan kerangka pasar karbon nasional yang ditargetkan akan rampung tahun ini. Disebutkan bahwa dari kegiatan tersebut kedua negara telah memperkuat kerja sama di bidang perubahan iklim dan berhasil mengidentifikasi peluang kerja sama pasar karbon di kedua negara.

Baca juga: RI perkuat keamanan perdagangan karbon, cegah praktik manipulatif

Baca juga: RI tegaskan kepemimpinan pasar karbon global di peluncuran CGCM London

Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |