New York (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono menyatakan kehadiran Indonesia dalam Pekan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum ke-80 PBB sebagai momentum memperkuat diplomasi persahabatan dengan semua negara.
Pernyataan itu disampaikannya dalam pengarahan media di Markas Besar PBB, New York, Jumat, lima hari sejak dimulainya sesi tingkat tinggi.
“Kita ingin tetap menjadi sahabat bagi semua, tanpa menciptakan musuh, apalagi di antara tetangga,” kata Sugiono.
Ia menambahkan, setelah pidato pertama Presiden Prabowo di Debat Umum, Indonesia diharapkan menjadi jembatan perdamaian dan komunikator bagi semua pihak.
Dua hari usai pidato presiden, Sugiono mengatakan masih menerima ucapan selamat dari sejumlah menteri luar negeri.
Baca juga: Menlu Sugiono tekankan pentingnya pelucutan senjata nuklir di PBB
Menurutnya, banyak negara juga mengajak Indonesia menjadi co-chair dalam sejumlah pertemuan, menunjukkan posisi strategis Indonesia di mata dunia.
“Perhatian terhadap Indonesia meningkat. Ini adalah geliat baru,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga menyampaikan kepada Presiden Prabowo bahwa kebijakan luar negeri Indonesia kini menunjukkan semangat baru.
Berbagai respons positif yang diterima Indonesia dinilai Sugiono sebagai penguatan atas prinsip diplomasi yang dijalankan selama ini.
“Kita akan terus menyelaraskan keterlibatan Indonesia di forum global, dengan fokus pada isu strategis yang memperjuangkan kepentingan nasional dan membangun jembatan antarnegara,” tambahnya.
Pekan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum ke-80 PBB digelar pada 22–30 September 2025.
Baca juga: Netanyahu soroti pidato Prabowo, Menlu: Itu posisinya dia
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.