Jakarta (ANTARA) - Psikolog yang tergabung dalam Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Samanta Elsener M.Psi menekankan bahwa peran orang tua menjadi faktor paling penting dalam mencegah anak terpengaruh konten negatif di platform digital.
Menurut Samanta, anak-anak cenderung menerima segala sesuatu yang dilihatnya serta memiliki rasa penasaran yang besar. Tanpa pengawasan dari orang tua, anak dapat dengan mudah terpapar segala jenis konten di media sosial, termasuk konten negatif.
"Ketika dia mendapatkan banyak sekali variasi konten, tanpa ada diskusi dengan orang dewasa yang dalam hal ini adalah orang tua memberikan pengawasan, anak menjadi liar dan dia merasa bahwa boleh melakukan apapun," kata Samanta saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis.
Peran pengawasan tersebut, sambungnya, tidak hanya sebatas tanggung jawab orang tua tetapi anggota keluarga atau kerabat terdekat lain yang ada di rumah.
Samanta menjelaskan, kurangnya pendampingan, membuat anak kehilangan standar normatif dalam bersikap sehingga kontrol atas perilaku impulsif mereka rendah.
Ia menjelaskan bahwa ketika emosi anak terpicu, mereka cenderung bersikap impulsif dengan meniru apa yang mereka lihat di platform digital.
“Menurut dia dari semua konten-konten yang dia dapatkan itu, layak dia lakukan untuk membela dirinya,” ujarnya.
Baca juga: PDSKJI sebut banyak remaja butuh penanganan kesehatan jiwa
Untuk itu, Samanta menekankan pentingnya orang tua memberikan pandangan agar anak memahami cara mengatur emosi melalui diskusi yang relevan dengan pengalaman yang telah ia alami sehari-hari.
"Kita bisa menciptakan pertanyaan yang kreatif seperti 'Tadi di sekolah yang paling seru main sama siapa?', 'Siapa gurunya yang tadi marah di sekolah?', 'Ada kejadian apa yang bikin kamu sebal tadi di sekolah?' Dengan begitu anak akan jadi terbiasa untuk ekspresif dan cerita sama orang tuanya," tuturnya.
Samanta juga mendorong orang tua untuk mengenal teman-teman anak serta karakter mereka melalui interaksi langsung. Dengan begitu, anak akan berkembang menjadi pribadi yang mampu menilai situasi di sekitarnya.
Kedekatan ini membantu anak mengenali mana perilaku yang patut ditiru dan mana yang harus dihindari.
Baca juga: Lady Gaga ungkap pernah alami gangguan psikotik
Baca juga: Beban emosional perempuan dan pentingnya perawatan diri
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































