Banda Aceh (ANTARA) - Inovasi produk semir sepatu nabati dari biji karet karya tim Idealis Muda Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh berhasil masuk semifinal Kompetisi Mahasiswa Nasional Bidang Ilmu Bisnis, Manajemen, dan Keuangan (KBMK) 2025.
"Alhamdulillah, karya kami berjudul 'Rubber Polish: Inovasi Semir Sepatu Nabati dari Biji Karet sebagai Solusi Hilirisasi Limbah Perkebunan yang Terabaikan untuk Pengembangan Industri Kimia Nasional' masuk ke semifinal nasional," kata Ketua Tim, Sri Yulinda Sari Waruwu, di Banda Aceh, Selasa.
Tim Idealis Muda ini terdiri atas dua mahasiswa program studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) USK Banda Aceh, yakni Sri Yulinda Sari Waruwu dan Dara Apriani, dengan dosen pembimbing Cut Aprilia.
Baca juga: Mahasiswa USK Aceh kembangkan membran antibakterial dari daun mimba
Sri mengatakan sebagai produsen karet terbesar kedua di dunia, Indonesia menyimpan potensi besar dalam sektor perkebunan. Tetapi, hingga kini, pemanfaatan karet masih terfokus pada lateks, sementara biji karet sebagai hasil sampingan kerap terbuang begitu saja di lahan perkebunan.
Ia menyebutkan berdasarkan data Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan 2022, menunjukkan bahwa produksi biji karet nasional mencapai lebih dari 17,9 juta ton per tahun.
Namun, hanya sekitar 25 persen yang dimanfaatkan sebagai benih. Padahal, penelitian membuktikan hampir setengah bagian biji karet mengandung minyak nabati yang potensial diolah menjadi bahan dasar bio produk dan kosmetik alami.
Baca juga: USK kerahkan 429 mahasiswa periksa hewan kurban di Aceh
Berangkat dari permasalahan tersebut, kata Sri, mereka berinovasi menghadirkan produk rubber polish-semir sepatu berbasis minyak biji karet yang dirancang dengan prinsip green chemistry atau kimia hijau.
"Produk ini menggunakan bahan alami yang aman bagi manusia, minim limbah, serta mendukung pengembangan industri kimia nasional berbasis sumber daya lokal," ujarnya.
Dirinya menjelaskan dalam proses riset dan pengembangannya, tim menerapkan pendekatan value proposition canvas (VPC) untuk memastikan produk sesuai dengan kebutuhan pasar. Lalu, melalui survei dan analisis konsumen, tim memetakan tiga elemen utama, yakni customer jobs, pains, dan gains.
“Rubber polish kami rancang bukan hanya untuk mempercantik sepatu, tetapi juga untuk memberi nilai ekonomi pada limbah biji karet yang sebelumnya terabaikan,” kata Sri.
Sementara itu, anggota Tim Idealis Muda, Dara Apriani menyampaikan bahwa produk mereka telah melalui tahap uji kelayakan bersama sejumlah dosen ahli lintas bidang di USK Banda Aceh, antara lain Prof Binawati Ginting, Khairun Amala, Dr Cut Meurah Rosnelly, Fakhri Ramadhan dan Prof Abrar Muslim.
Baca juga: 30 mahasiswa USK raih beasiswa dari Jepang
"Hasilnya menunjukkan bahwa rubber polish memenuhi kriteria inovasi, keamanan, ketahanan, serta kelayakan fungsi sebagai alternatif semir sepatu ramah lingkungan," katanya.
Dirinya berharap, inovasi ini dapat menjadi langkah nyata dalam memperkuat ekosistem hilirisasi hasil perkebunan.
Melalui inovasi tersebut, mereka juga ingin menunjukkan bahwa hilirisasi mampu mengubah limbah menjadi peluang bernilai, tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga masyarakat hingga pelaku UMKM.
Baca juga: Mahasiswa internasional belajar bangun infrastruktur internet di USK
Dirinya kembali menegaskan bahwa rubber polish bukan sekadar produk semir sepatu, melainkan simbol dari semangat mahasiswa dalam menciptakan solusi nyata berbasis potensi lokal.
"Harapan kita, inovasi ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia agar terus berinovasi dan membangun industri hijau yang berkelanjutan," demikian Dara Apriani.
Baca juga: Mahasiswa USK Aceh usung Delphinus pada Kontes Kapal Indonesia 2024
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.