Jakarta (ANTARA) - Presiden Prabowo Subianto mendukung bank genetik (gene bank) segera dibentuk untuk menjaga plasma nutfah mengingat Indonesia merupakan negara yang alamnya menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi (mega-biodiversitas).
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan dan Direktur Taman Sains dan Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) Indonesia Prof. Sri Fatmawati menghadap Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu (27/8), dan membahas di antaranya mengenai pembentukan gene bank dan genome sequencing.
"Salah satu yang harus kita jaga sebagai negara mega-biodiversitas, kita harus memiliki gene bank ya. Itu yang kita sampaikan ke Presiden Prabowo, dan beliau sangat mendukung untuk menjaga plasma nutfah Indonesia," kata Prof. Sri Fatmawati menjawab pertanyaan wartawan selepas menghadap Presiden Prabowo.
Bank genetik itu, kata Fatmawati, juga akan digunakan untuk mendeteksi dan melestarikan bibit-bibit unggul pertanian.
"Presiden nanti melihat bahwa pertanian Indonesia itu begitu scientific pengelolaannya, dan nanti Bu Fatma menjadi direktur untuk research mengenai bibit unggul pertanian. Presiden menekankan betul bahwa ini harus dilakukan. Saya kira Profesor Fatma adalah leading researcher di Indonesia, dan tadi Presiden sangat senang dan nyaman sekali mendengarkan paparan dari Profesor Fatma. Tadi hampir satu jam," ujar Luhut saat ditemui selepas dia dan Prof. Sri Fatmawati menghadap Presiden Prabowo.
Baca juga: Bank Genetika Sayuran UGM berkomitmen dukung konservasi plasma nutfah
Dalam pertemuan itu, sebagaimana disampaikan oleh Luhut, Presiden Prabowo menginstruksikan agar ringkasan (summary) mengenai rencana pembentukan bank genetika segera dilaporkan, termasuk mengenai peluang-peluang kerja samanya.
"Saya kira Presiden betul-betul ingin melihat gene bank ini jalan untuk pertanian dan betul-betul dijalankan oleh anak Indonesia," ujar Luhut.
Indonesia, yang merupakan negara kepulauan dengan 17.000 lebih pulau, merupakan negara dengan mega-biodiversitas terbesar kedua di dunia setelah Brasil. Bentang alam Indonesia menyimpan keanekaragaman hayati yang mencakup 25 persen dari keseluruhan spesies di dunia, 3.429 jenis ikan laut, dan 39 persen untuk jenis ikan karang. Dari berbagai jenis ikan yang ada di lautan Indonesia, 120 jenis tercatat sebagai spesies ikan endemik, yang artinya hanya ada di wilayah Indonesia.
Sementara itu, sebanyak 14 persen terumbu karang dunia juga ada di Indonesia, yang terdiri atas 596 jenis karang.
Kemudian, 10 persen spesies bunga dunia tumbuh di daratan Indonesia, dan Indonesia juga habitat bagi 12 persen jenis mamalia di dunia, 16 persen reptil, dan 17 persen spesies burung/unggas yang ada di dunia.
Perlindungan terhadap keanekaragaman hayati di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994, yang diartikan sebagai perlindungan terhadap keanekaragaman makhluk hidup yang ada di darat, lautan, ekosistem akuatik termasuk komplek-komplek ekologi di dalamnya, kemudian keanekaragaman spesies, dan keanekaragaman ekosistem.
Baca juga: Pusat Plasma Nutfah di IKN bermanfaat untuk pelestarian biodiversitas
Dengan demikian, ada tiga tingkatan keanekaragaman hayati yang dilindungi, yaitu keanekaragaman gen/genetik, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi/Mentari Dwi Gayati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.