Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto menyebut program pembangunan sekolah unggulan di seluruh Indonesia akan dibiayai dari hasil penghematan kebocoran anggaran negara.
Dalam pidatonya di Penutupan Musyawarah Nasional (Munas) PKS di Jakarta, Senin, Presiden mengatakan bahwa program sekolah unggulan tidak akan membebani rakyat, melainkan berasal dari perbaikan tata kelola keuangan negara.
"Nanti akan ada yang nyinyir, apakah bisa? Uangnya dari mana? Uangnya dari 'bocor-bocor' itu bung," katanya.
Ia menyebut pemerintah tengah menggulirkan pendirian 20 unit Sekolah Unggul Garuda, 80 Sekolah Unggul Transformasi, enam SMA Taruna Nusantara, 20 politeknik di daerah tertinggal, serta ratusan Sekolah Rakyat dan sekolah unggulan terpadu di setiap kecamatan.
"Sekolah Rakyat sudah kita bangun 165 titik, dan kita menuju 500 Sekolah Rakyat, tapi saya sedang merencanakan, dan saya sedang melihat keuangan saya ingin membuat sekolah unggulan terpadu di setiap kecamatan," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Negara bertekad menutup celah kebocoran agar anggaran dapat dialihkan untuk pembangunan pendidikan.
Selain pembangunan fisik, Presiden Prabowo juga menargetkan distribusi 330 ribu layar digital interaktif ke sekolah-sekolah dan pesantren pada tahun ini, yang akan diperbanyak menjadi empat layar per sekolah tahun depan.
Teknologi ini diharapkan mempercepat pemerataan kualitas pendidikan dengan menyiarkan pelajaran dari pusat menggunakan guru terbaik serta memantau kehadiran tenaga pengajar secara real-time.
Baca juga: Prabowo lawan penyimpangan sistemik untuk selamatkan triliunan rupiah
Baca juga: Prabowo lawan penyimpangan sistemik untuk selamatkan triliunan rupiah
Pewarta: Andi Firdaus, Genta Tenri Mawangi
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.