PLN tanam 6.000 mangrove untuk pelestarian lingkungan di Bali

2 hours ago 2

Badung, Bali (ANTARA) - Perusahaan Listrik Negara (PLN) menanam sebanyak 6.000 bibit mangrove di Nusa Pudut, Kabupaten Badung, Bali sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung pelestarian lingkungan pesisir dan menjaga ekosistem secara berkelanjutan.

Asisten Manajer Keuangan, Komunikasi dan Umum PLN Unit Pelaksana Pengatur Beban Bali (UP2B) Putu Bintang Suhartami di Badung, Sabtu, mengatakan penanaman mangrove bersama Kelompok Balaram Mangrove Heroes Desa Adat Tanjung Benoa, Nusa Dua tersebut bentuk kontribusi PLN terhadap lingkungan terbuka hijau di Bali, terutama di Nusa Pudut yang terancam abrasi.

"Ini merupakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) UP2B Bali. Nusa Pudut ini sudah banyak mengalami abrasi, karena itu kami menginisiasi melakukan penanaman mangrove agar abrasi tidak meluas bekerja sama dengan Balaram Mangrove Heroes," katanya.

Baca juga: Kodim Badung dan QNET tanam 4.000 mangrove lindungi pesisir Bali

Bintang menjelaskan keberadaan hutan mangrove di Nusa Pudut sangat menentukan kelangsungan hidup masyarakat dan ekosistem pesisir laut. Dengan menanam ribuan pohon mangrove, pihaknya yakin bisa mencegah abrasi, erosi, pengikisan tanah, dan mencegah banjir.

Selain itu, mangrove juga menjadi rumah bagi ribuan hewan laut, berbagai jenis burung, tempat masyarakat mencari kerang, serta dapat dikembangkan sebagai ekowisata yang bisa meningkatkan pariwisata dan ekonomi masyarakat lokal.

Selain memberikan ribuan bibit mangrove, PLN UP2B Bali juga memberikan dana pemeliharaan setelah tanam, media tanam, tong sampah, dan alat kebersihan lingkungan lainnya.

"Kami juga memberikan sarana dan prasarana untuk pelatihan dan edukasi kepada masyarakat, komunitas hingga kelompok pencinta alam," kata Bintang.

Menurut Bintang, PLN memiliki kepedulian terhadap konservasi alam untuk mewujudkan zero emission. Hal itu sejalan dengan implementasi prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) di berbagai lini bisnis PLN dalam mendukung langkah pemerintah mencapai komitmen berkelanjutan Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Baca juga: KKP tingkatkan kapasitas Poklahsar Badung olah turunan mangrove

Bintang mengaku pihaknya akan terus bekerja sama dengan Kelompok Balaram Mangrove Heroes dengan target perbaikan lingkungan dan bisa jadi destinasi pengembangan ekowisata di Pulau Dewata seperti yang dikembangkan oleh PLN Indonesia Power di kawasan ekowisata mangrove Batu Lumbang, Denpasar.

PLN juga memberikan edukasi kepada puluhan pelajar SMA hingga perguruan tinggi di Bali dengan mendatangkan berbagai mentor yang berkompeten dalam bidang konservasi mangrove seperti yang diadakan pada hari ini di Wantilan Yayasan Baruna Balarama Fantasi, Kelurahan Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung.

Sementara itu, Ketua Kelompok Balaram Mangrove Heroes sekaligus Pendiri Yayasan Baruna Balarama Fantasi Nyoman Ridet Artika Naya mengatakan pihaknya mengapresiasi program TJSL PLN UP2B Bali dalam mengawal agenda konservasi mangrove di Nusa Pudut tersebut.

"Kami memiliki kerja sama dengan PLN. Kami sepakat menanam 6.000 pohon mangrove dalam tiga bulan mulai Juli hingga September 2025 di lahan seluas 1 hektare," katanya.

Dalam penanaman mangrove tersebut, pihaknya menggunakan media tanam kotak, dimana setiap pohon mangrove baru ditanam dalam sebuah kotak terbuat dari kayu.

"Tanaman mangrove dari PLN itu dalam setiap kotak berisi 15 pohon, sehingga setelah ditanam, areal yang kita tanam itu menjadi hijau. Astungkara, ribuan tanaman itu sehat dan normal," katanya.

Ridet berharap PLN terus memberikan dukungan terhadap kelompok konservasi hutan mangrove di Nusa Pudut dengan menambahkan jumlah pohon yang ditanam, sehingga hutan mangrove juga lebih luas.

Tantangan yang dihadapi saat penanaman mangrove, yakni adanya oknum nakal yang memarkirkan kapal, speedboat, bahkan membuang limbah kimia di sekitar areal mangrove.

Baca juga: KLH ingatkan perlu gerakan kolektif untuk selamatkan mangrove

Baca juga: Merawat mangrove demi terjaganya ekosistem pantai di Bali

"Ada kapal-kapal yang jika dihitung lebih dari 100 kapal dengan kondisi kapal ada yang baru, ada yang sedang direpair (diperbaiki), ada yang tidak digunakan lagi entah hanyut atau apa yang jelas ada ratusan kapal yang sengaja diparkir di areal itu," katanya

Ridet khawatir keberadaan kapal-kapal tersebut mengancam keberadaan mangrove di tempat itu.

Apalagi, zat kimia yang jatuh saat aktivitas perbaikan kapal di tempat itu juga menyebar di areal hutan mangrove saat air pasang.

"Dengan adanya hutan mangrove ini ekosistem seperti hewan endemik, ikan-ikan bisa berkembang biak secara alami. Dengan hijaunya hutan ini ke depan, harapan kami bisa dijadikan ekowisata bagi masyarakat sekitar," pungkasnya.

Pewarta: Rolandus Nampu
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |