Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyelenggarakan program Pelatihan Teknisi Konversi dan Pemeliharaan Kendaraan Bahan Bakar Gas (BBG) selama 30 Juni hingga 7 Juli 2025 sebagai upaya percepatan konversi kendaraan ramah lingkungan.
Sekretaris Perusahaan PT PGN Fajriyah Usman mengatakan kegiatan yang dilakukan bekerja sama dengan Komunitas Mobil Gas (Komogas) tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas teknisi konversi kendaraan BBG di berbagai daerah di Indonesia.
Pelatihan ini, tambah dia dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, dirancang untuk membekali para teknisi dengan pemahaman teknis terkait proses konversi kendaraan dari bahan bakar minyak ke gas (CNG) sekaligus aspek perawatan dan keselamatan.
"Melalui pelatihan ini, kami berharap lahir teknisi-teknisi BBG yang kompeten, sehingga adopsi kendaraan berbahan bakar gas di Indonesia dapat semakin luas. Dengan demikian, upaya pengurangan emisi dan efisiensi biaya operasional transportasi bisa semakin optimal," ujarnya.
Pelatihan tersebut diikuti 20 peserta montir yang berasal dari beberapa daerah seperti Batam, Balikpapan, Lampung, Semarang dan Bandung serta mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas 17 Agustus 1945.
Melalui pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan keahlian dan pengetahuan yang lebih baik bagi para peserta terkait energi terbarukan yakni BBG dan membuat para montir menjadi lebih mandiri dan memiliki efek berkelanjutan.
Menurut Fajriyah, keberadaan teknisi BBG yang andal sangat penting untuk mendukung keberlanjutan ekosistem kendaraan berbahan bakar gas, mengingat masih terbatasnya jumlah teknisi terlatih di berbagai daerah.
"Dengan program ini, diharapkan proses konversi kendaraan BBG dapat dipercepat dan menjangkau wilayah yang lebih luas,” katanya.
Dikatakannya, perusahaan menargetkan bisa konversi 40 unit kendaraan BBM ke BBG, dimana 30 mobil akan dikonversi di Jakarta dan 10 mobil di Surabaya.
Sementara itu, Direktur Utama Gagas Energi Indonesia, Santiaji Gunawan menegaskan bahwa pelatihan ini juga mendukung optimalisasi infrastruktur dan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Peningkatan jumlah kendaraan berbahan bakar gas, tambahnya, juga mendukung optimalisasi pemanfaatan infrastruktur Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) milik PGN di seluruh Indonesia.
Dengan harga BBG yang lebih ekonomis dibandingkan bahan bakar fosil, menurut dia, biaya operasional kendaraan dapat ditekan signifikan sehingga memberikan manfaat langsung bagi pengemudi, khususnya pengemudi transportasi publik dan taksi daring.
Ketua Komunitas Mobil Gas (Komogas), Andy Lala Lumban Gaol menambahkan penggunaan BBG memiliki banyak manfaat nyata bagi pengguna kendaraan, salah satunya adalah biaya operasional yang jauh lebih hemat dibandingkan BBM bersubsidi.
Selain itu, penggunaan BBG juga mendukung upaya pengurangan emisi sehingga berkontribusi langsung pada program transisi energi bersih di Indonesia.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan penuh PGN melalui program pelatihan ini. Kehadiran teknisi BBG yang terlatih akan menjawab tantangan minimnya tenaga ahli konversi di berbagai daerah," katanya.
Baca juga: PGN pasang konverter kit BBG untuk 67 taksi online
Baca juga: Gunakan gas bumi PGN, Bolu Meranti Medan hemat biaya energi 50 persen
Baca juga: PGN: Strategi Marketing 5.0 dorong lonjakan pendaftaran pelanggan gas
Pewarta: Subagyo
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.