Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari Centre of Reform on Economics (CORE) Eliza Mardian mengatakan, pemerintah harus memastikan para pengurus koperasi memiliki kompetensi manajerial bisnis yang mumpuni dan tersertifikasi, setelah program 80 ribu Koperasi Desa Merah Putih resmi diluncurkan oleh Presiden.
"Pengurus koperasi sebaiknya sudah dilatih dan disertifikasi di Balai Latihan Kerja (BLK) sehingga memiliki kemampuan manajerial bisnis dan ahli strategi bisnis," ujar Eliza saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Eliza menegaskan, profesionalisme dalam pengelolaan adalah kunci untuk menjamin keberlanjutan Koperasi Desa Merah Putih agar selalu profit.
Ia juga menyoroti pentingnya peran Kopdes Merah Putih ke depan. Menurutnya, Kopdes ini jangan hanya sebatas menyediakan kebutuhan pokok, tetapi harus berani membangun hilirisasi produk pertanian, peternakan, atau perikanan.
Baca juga: Presiden Prabowo: Penggilingan padi dapat disita jika tak mau tertib
Menurut dia, hilirisasi di tingkat desa masih kurang tergarap di Indonesia.
"Dengan begitu, Kopdes Merah Putih ini sekaligus bisa menjadi momentum untuk reindustrialisasi di desa berbasis potensi lokal, sehingga menciptakan nilai tambah tinggi dan lapangan kerja di desa," jelas Eliza.
Ia mencontohkan, koperasi bisa mengolah singkong menjadi tepung atau singkong beku, cabai menjadi cabai bubuk atau chili oil, dan buah-buahan menjadi selai.
"Produk-produk ini punya pasar yang lebih luas, bisa menjangkau luar daerah bahkan ekspor, sehingga potensi keuntungannya juga lebih besar," imbuhnya.
Baca juga: Celios tekankan jaga kualitas portofolio dan likuiditas kopdes
Selain itu, Kopdes juga, menurutnya, bisa berinvestasi dalam pengolahan gabah menjadi beras atau membangun rice milling unit (RMU) atau penggilingan padi.
Dengan RMU, nilai tambah dari beras akan lebih banyak dinikmati petani, sementara konsumen mendapatkan harga yang lebih kompetitif karena memangkas rantai distribusi panjang yang selama ini melibatkan tengkulak, bandar besar, dan pengecer.
Presiden Prabowo Subianto meluncurkan kelembagaan 80 ribu unit Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih di Desa Bentangan, Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin.
Dalam sambutannya, Prabowo mengatakan peluncuran 80 ribu koperasi desa dan kelurahan ini sebagai upaya untuk memangkas rantai distribusi yang panjang.
Baca juga: Perlu ada transparansi laporan keuangan Kopdes Merah Putih
Koperasi tersebut diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan para petani, peternak, maupun nelayan.
Koperasi-koperasi itu nantinya akan memiliki berbagai unit usaha, seperti gerai sembako, LPG, pupuk bersubsidi, klinik dan apotek desa, pergudangan, logistik, hingga unit simpan pinjam.
Selain bisnis usaha tersebut, koperasi ini juga didorong untuk melakukan kegiatan bisnis sesuai potensi desa masing-masing.
Pemerintah meyakini koperasi juga berpotensi menjadi offtaker dari seluruh produk yang dihasilkan masyarakat desa.
Baca juga: Menaker: SDM Kopdes Merah Putih wujudkan koperasi berkelanjutan
Selain unit-unit koperasi yang telah terbentuk, pemerintah juga telah menyiapkan 108 koperasi percontohan yang diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lainnya.
Mulai 22 Juli 2025, koperasi percontohan tersebut telah dapat mengakses pembiayaan melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank-bank Himbara.
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.