Jakarta (ANTARA) - Pengamat hukum dan pembangunan dari Universitas Airlangga, Surabaya, Hardjuno Wiwoho mengemukakan pesan Presiden Prabowo Subianto kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) merupakan refleksi dari harapan besar publik akan hadirnya polisi yang humanis dan berkeadilan.
Pada momen Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-79 Bhayangkara, Presiden Prabowo menegaskan agar Polri menjadi aparat yang melindungi rakyat, terutama mereka yang paling lemah dan tertindas.
"Pesan Presiden itu sangat tepat. Di tengah berbagai tantangan sosial yang makin kompleks, keberpihakan Polri kepada rakyat kecil menjadi ukuran penting dari integritas dan legitimasi institusi kepolisian," ujar Hardjuno dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Maka dari itu, ia berharap pesan Kepala Negara tersebut harus menjadi cambuk atau pemacu bagi institusi Polri untuk bekerja menjadi lebih baik lagi.
Dalam pidatonya pada HUT Ke-79 Bhayangkara, Presiden Prabowo juga berpesan agar Polri selalu menjaga kekayaan negara dan kepercayaan rakyat sebab institusi Polri merupakan ujung tombak negara dalam mewujudkan amanat tersebut.
Baca juga: HUT Bhayangkara, Presiden Prabowo: Jadilah polisi yang dicintai rakyat
Hardjuno berpendapat pidato Presiden Prabowo itu harus menjadi vitamin yang menyehatkan bagi institusi Polri lantaran kepercayaan publik terhadap Polri akan tumbuh apabila setiap anggota Bhayangkara memegang teguh prinsip pelayanan, bukan kekuasaan.
"Jangan sampai kekuasaan justru menjauhkan polisi dari rakyat. Justru dalam semangat Bhayangkara, polisi harus menjadi pelindung dan pengayom, bukan sekadar penegak hukum," katanya menegaskan.
Selain itu, ia juga menilai bahwa pesan Presiden Prabowo tentang menjaga kepercayaan rakyat bukan sekadar retorika, melainkan harus diwujudkan dalam reformasi perilaku, pembenahan kelembagaan, serta penegakan hukum yang imparsial.
Oleh karenanya, Hardjuno berharap momentum HUT Ke-79 Bhayangkara bisa menjadi titik balik untuk memperkuat komitmen moral dan etika Polri.
"Jadilah benar-benar sebagai Rastra Sewakottama, abdi utama nusa dan bangsa yang dicintai karena pengabdian, bukan ditakuti karena kekuasaan," tutur Hardjuno.
Baca juga: Di HUT Bhayangkara, Prabowo: Polri jangan mau dirusak siapapun
Baca juga: Kapolri: Kritik dan saran jadi energi Polri untuk tumbuh
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.