Pemprov Jateng fasilitasi 72.460 siswa miskin

2 months ago 27
Pemprov Jateng melakukan intervensi pada siswa yang berada di wilayah miskin ekstrem

Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menerima sebanyak 72.460 siswa miskin melalui jalur afirmasi pada Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) jenjang SMA/SMK 2025, baik negeri maupun swasta.

Sebanyak 70 ribu siswa masuk di SMA/SMK negeri, sedangkan 2.460 siswa terdaftar di SMA/SMK swasta melalui program sekolah kemitraan sebagaimana yang digulirkan oleh Gubernur Jateng.

"Pemprov Jateng melakukan intervensi pada siswa yang berada di wilayah miskin ekstrem. Kualifikasi (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) P1, P2 dan P3 dihabiskan semuanya," kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, di Semarang, Jumat.

Namun, diakuinya, upaya itu tak mudah lantaran ada sebagian daerah yang memiliki budaya kerja setelah lulus sekolah menengah pertama (SMP) dan sederajat.

Maka dari itu, Pemprov Jateng terus memberikan edukasi bahwa pendidikan dasar hingga jenjang SMA/SMK harus ditempuh, terlebih lagi ada program sekolah gratis.

Baca juga: Fasilitasi siswa miskin, Pemprov Jateng buka SPMB tahap II

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Sadimin mengatakan bahwa upaya Pemprov Jateng memperluas akses pendidikan gratis bagi siswa miskin pada tahun ini dengan menggandeng sekolah swasta melalui program kemitraan.

Ia mengatakan pada tahun ini sebenarnya ada 5.040 kuota yang disediakan, namun yang terdaftar melalui program tersebut hanya 2.460 siswa di SMA/SMK swasta yang menjadi mitra.

Bukannya calon siswa tak tertarik, kata dia, namun ada kendala setelah diteliti di lapangan, di antaranya adalah jarak sekolah dengan rumah calon siswa yang relatif jauh.

"Jarak tempuh jadi pertimbangan. Mereka akhirnya tetap bersekolah di swasta regular," katanya.

Baca juga: Ombudsman: Banyak siswa miskin di Jateng tak terakomodasi PPDB SMA-SMK

Bagi sekolah swasta kemitraan yang mendapatkan sedikit siswa maka akan dilakukan evaluasi, termasuk sekolah yang sama sekali tak mendapatkan siswa kemitraan alias nol pendaftar.

Sementara itu, Arsad Abi Mubarok, pendaftar yang juga warga Desa Kebonagung RT 3 RW 1 Sumowono, Kabupaten Semarang itu mengaku senang dengan adanya sekolah kemitraan yang digulirkan oleh Gubernur Jateng.

Lulusan SMP Negeri 2 Sumowono itu mengaku mengalami kendala bila ikut seleksi sekolah negeri, sebab jarak tempuh rumahnya ke sekolah lebih dari 18 kilometer yang membutuhkan biaya transportasi tiap harinya nanti.

"Ingin sekolah di SMA Negeri tapi adanya di Ambarawa dan itu jaraknya 18 kilometer. Saya senang bisa ikut program sekolah kemitraan dari Pak Luthfi. Dan tahun ini saya terdaftar di SMA Muhammadiyah Sumowono," katanya.

Dia menjelaskan jarak rumahnya dengan SMA Muhammadiyah Sumowono hanya sekitar lima kilometer sehingga selain gratis jaraknya juga tidak jauh.

Baca juga: Pemetaan bakat siswa Sekolah Rakyat gunakan AI

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |