Kota Jambi (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jambi mengusulkan bantuan helikopter kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memantau kondisi titik api di daerah itu.
"Kita (Satgas Karhutla) minta bantuan helikopter kepada kepala BNPB untuk melakukan pemantauan setiap hari," kata Gubernur Jambi Al Haris di Kota Jambi, Senin.
Ia mengatakan permintaan tersebut dilatarbelakangi sejumlah titik api (hotspot) yang mulai muncul di Jambi. Helikopter yang diusulkan Satuan Tugas (Satgas) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) fungsinya untuk melakukan pantauan rutin melalui udara.
Keberadaan helikopter sangat mendukung operasi di lapangan untuk memastikan timbulan titik api bisa langsung ditangani melalui pola penyiraman melalui udara (water bombing), terutama di lokasi yang sulit diakses melalui perjalanan darat.
Baca juga: BPBD Sumsel dapat bantuan 5 helikopter untuk penanganan karhutla
Al Haris menegaskan pemerintah daerah terus mengupayakan langkah strategis agar kasus kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi bisa ditekan. Selain menyiagakan tim di lapangan, tim Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tetap melakukan langkah pemetaan awan yang bisa ditaburi garam untuk memancing potensi hujan buatan.
"Kita terus bergerak dengan OMC, tim terus siaga di lapangan," katanya.
Sementara kebakaran Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Thaha Syaifuddin di Kabupaten Batang Hari, berdasarkan laporan dari Pengendali Ekosistem Hutan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batang Hari, api di kawasan tersebut kini sudah berhasil dipadamkan oleh petugas.
"Pagi tadi sudah padam (21/7), tinggal proses pendinginan dan penyekatan. Yang terbakar sekitar 15 hektare," kata petugas Jabatan Fungsional Pengendali Ekosistim Hutan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batang Hari, Sahlan.
Baca juga: Gubernur Kalsel usulkan bantuan lima helikopter "water bombing"
Baca juga: BNPB tambah bantuan helikopter tangani karhutla Gunung Arjuno
Pewarta: Agus Suprayitno
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
