Pemkab Lebak gencar lakukan skrining putus mata rantai penularan TBC 

2 weeks ago 11

Lebak (ANTARA) -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Banten, gencar melakukan skrining untuk memutus mata rantai penularan penyakit tuberkulosis (TBC) di daerah itu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak dr Nining Tilawah, di Lebak, Rabu, mengatakan petugas medis juga mengoptimalkan skrining terhadap masyarakat yang mengalami batuk lebih dari tiga bulan.

"Penapisan diterapkan kepada masyarakat yang mengalami batuk lebih dari tiga bulan, sedangkan pasien terkonfirmasi positif TBC diwajibkan menjalani pengobatan selama 6-12 bulan tanpa putus," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga berupaya menemukan kasus TBC sebanyak-banyaknya untuk memutus mata rantai penularan penyakit tersebut.

Selama ini, menurut dia, tren kasus TBC di daerah terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, sehingga pemerintah gencar melakukan skrining sebagai langkah memutus mata rantai penularan.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak jumlah penderita TBC periode Januari hingga Agustus 2025 tercatat sebanyak 3.785 orang dan 32 orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia akibat keterlambatan penanganan serta ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan.

Dari jumlah kasus itu, kata dia, tercatat sebanyak 315 anak terpapar TBC.

"Sebenarnya, kasus TBC bisa sembuh total jika mereka disiplin untuk mematuhi jadwal minum obat," katanya.

Nining menambahkan, hingga Agustus 2025, capaian pemeriksaan dugaan TBC baru terealisasi sekitar 32 persen dari target pelayanan standar minimal (PSM) sebanyak 29.290 orang.

Baca juga: Dinkes Banten intensifkan skrining untuk eliminasi TBC

Untuk itu, petugas medis terus mengoptimalkan skrining dan pelacakan secara rutin.

Semua pasien TBC diwajibkan menjalani tes cepat molekuler (TCM) sebagai bagian dari diagnosis, sebelum menerima pengobatan gratis sesuai standar.

"Kami mengoptimalkan pelacakan setiap pekan untuk menemukan kasus TBC secara dini," kata Nining.

Ia juga mengajak masyarakat agar mengedepankan langkah pencegahan melalui edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Masyarakat juga diminta menjaga ventilasi rumah, menghindari rokok, alkohol, serta begadang, dan memastikan lingkungan tetap bersih dan sehat.

Kepala Puskesmas Rangkasbitung Yayang Citra Gumilar mengatakan pihaknya terus mengoptimalkan kasus pelacakan untuk menemukan kasus baru dengan melakukan skrining terhadap warga yang kontak erat dengan penderita positif TBC.

Pelacakan dilakukan setiap Kamis ke rumah penderita positif TB yang melibatkan kader dari kalangan warga setempat.

Apabila hasil skrining itu positif, kata dia, dilakukan pengobatan selama enam bulan tanpa putus dengan melibatkan pengawasan minum obat (PMO) dari keluarga mereka.

Baca juga: Pemprov Banten ajak warga berpartisipasi kendalikan TBC

"Kami mengoptimalkan PMO untuk penyembuhan kasus TBC," ujarnya.

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |