Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menegaskan komitmen untuk memperkuat ekosistem seni rupa Indonesia melalui beberapa program strategis dan inklusif salah satunya adalah program Dana Indonesiana yang telah bergulir hingga belajar bersama maestro seni.
“Kompetisi seni rupa perlu digagas kembali dengan hadiah yang signifikan agar bisa memacu daya cipta perupa kita. Selain itu, teks dan dokumentasi sangat penting sebagai bagian dari sejarah seni rupa. Saya ingin ada upaya sistematis menghadirkan buku-buku yang merekam linimasa sejarah seni rupa, supaya tidak terputus,” ungkap Menbud dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
“Ekspresi seni akan diprioritaskan melalui Dana Indonesiana. Bantuan ini akan menyasar terutama sanggar atau komunitas-komunitas yang selama ini belum pernah tersentuh. Oktober mendatang, pengajuan akan kembali dibuka,” jelasnya.
Baca juga: Komunitas ABAS gelar pameran dan wicara seni di Art Moments
Dia juga mengatakan bahwa program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) serta Belajar Bersama Maestro (BBM) memberi kesempatan bagi siswa dan masyarakat untuk berinteraksi langsung dengan para seniman ternama.
Dalam kunjungan kerjanya ke Daerah Istimewa Yogyakarta, ia turut berdiskusi langsung dengan sejumlah seniman rupa yang aktif berkarya di kota budaya tersebut.
Dalam dialog yang dihadiri sejumlah perupa dan seniman, termasuk Ekwan Marianto, Meuz Prast, dan Didath Alwi selaku inisiator Kembang Jati Art House, Menbud Fadli menyampaikan kekagumannya terhadap komunitas-komunitas seni yang tumbuh di kota ini.
Baca juga: Komunitas seni dan tunanetra Bali luncurkan album “Jalan Suara”
Kembang Jati Art House, menurutnya, menjadi contoh nyata bagaimana ruang kreatif dapat menjadi wadah tumbuh kembangnya seniman-seniman muda hingga seniman profesional mendapatkan panggung untuk memamerkan karyanya. Ruang ini bukan hanya menjadi tempat berpameran, tetapi juga tempat belajar, berdialog, dan membangun ekosistem seni rupa yang hidup.
Seniman juga menyoroti pentingnya pencatatan sejarah maestro seni rupa di tiap daerah agar local genius tidak hilang dari ingatan kolektif bangsa.
Para seniman turut menyampaikan aspirasi khusus, seperti perlunya forum pameran untuk seniman berkebutuhan khusus, ruang kompetisi yang tidak membatasi usia, serta program keberlanjutan bagi seniman yang masih berjuang secara ekonomi.
Baca juga: Ratusan penari ramaikan Tulungagung World Dance Day di Tugu Kartini
Menteri Kebudayaan menanggapi dengan menekankan pentingnya inovasi, hingga promosi dalam ruang digital seperti media sosial.
Fadli menegaskan, pemerintah ke depan akan memberi ruang bagi karya-karya maestro maupun perupa baru untuk tampil di tingkat nasional hingga internasional, termasuk di ajang Venice Biennale.
Baca juga: Merawat sastra di Jembrana bersama pelajar
Baca juga: Seniman asal lokasi Festival Lima Gunung performa seni dari Afsel
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.