PB ESI sarankan orang tua periksa rating gim yang dimainkan anak

1 month ago 13

Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) menyarankan orang tua untuk memeriksa rating dan berbagai fitur gim yang sedang dimainkan oleh anak agar terhindar dari hal yang belum perlu diserap di usianya.

“Saya sarankan agar orang tua memeriksa rating gim dan fitur interaksinya seperti chat global, pembelian dalam dan kekerasan seksual agar anak tidak terpapar hal yang belum mereka pahami,” kata Wakil Ketua Bidang Kompetisi PB ESI, Glorya Famiela Ralahallo, saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Ella mengatakan bahwa orang tua perlu memahami bahwa gim dengan sistem kompetitif yang saat ini banyak digandrungi seperti Mobile Legends, Free Fire, PUBG, atau Valorant umumnya ditujukan untuk usia remaja hingga dewasa.

Pada usia anak-anak, sebaiknya gim yang diberikan bersifat edukatif yang ringan, seperti puzzle, gim bahasa, atau gim strategi dasar yang dapat melatih konsentrasi dan logika.

Sementara bagi usia yang lebih besar, gim yang bersifat mendorong kreativitas atau kerja sama tim sudah bisa diberikan seperti Minecraft atau Roblox namun tetap dengan pengawasan yang cukup.

Baca juga: Tinjau CKG Sekolah, Mendikdasmen ingatkan bahaya Roblox bagi murid

Ella menekankan sangat penting untuk melakukan pemantauan ketika anak bermain gim, namun orang tua diharapkan juga tidak langsung melarang hingga anti terhadap gim. Terlebih jika anak menunjukkan adanya minat atau bakat ke arah esports.

“Kami di PB ESI juga mendukung lahirnya talenta-talenta muda,” kata dia.

Jika anak merujuk pada ranah esports, orang tua dianjurkan untuk memberikan batasan waktu harian bermain gim. Misalnya, durasi 1 hingga 2 jam bagi usia SD dan SMP.

“Orang tua juga bisa memberikan hari bebas bermain gim untuk menjaga keseimbangan dengan belajar,” kata Wakil Manajer Esports Indonesia itu.

Caranya yakni dengan membuat kesepakatan bersama anak. Bisa dengan menyetujui waktu bermain gim adalah setelah menyelesaikan tugas sekolah atau bermain di luar jam sekolah dan akhir pekan. Pastikan juga ada waktu untuk aktivitas fisik dan interaksi sosial offline.

Ia menekankan peran dari orang tua dalam membuat kesepakatan bukan hanya untuk sekadar mengawasi, tetapi juga memahami dunia anak agar tercipta kepercayaan dan keseimbangan.

Di samping itu, orang tua juga bisa memantau komunitas dan tim tempat anak bermain, karena banyak interaksi online terjadi di luar jam main seperti lewat Discord atau grup chat. Langkah lain yang bisa dilakukan yakni mempelajari dunia anak-anak termasuk gim yang dimainkan.

Baca juga: Orang tua disarankan jalin komunikasi cegah anak kecanduan gim

Dalam memberikan dukungan, katanya, orang tua perlu mendorong anak untuk bermain secara kompetitif yang sehat, bukan sekadar untuk pelarian.

Bila anak serius ingin jadi atlet esports, arahkan dengan pendekatan akademis dan profesional,” ujar Ella.

Namun, jika anak menunjukkan adanya kecanduan bermain gim, Ella meminta agar anak segera dijauhkan dari gim. Adapun beberapa cirinya yakni seperti sulit berhenti, tantrum jika dilarang, penurunan prestasi akademik, gangguan tidur, atau perubahan perilaku seperti menarik diri dari lingkungan sosial.

“Pada titik ini, penting untuk melakukan evaluasi bersama dan jika perlu, berkonsultasi dengan ahli seperti psikolog anak,” kata dia.

Baca juga: MenPPPA tekankan orang tua awasi maraknya anak mainkan Roblox

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |