Lanzhou (ANTARA) - Di tengah embusan angin malam yang sejuk di Baiyin, sebuah kota yang terletak di Provinsi Gansu, China barat laut, aroma herbal seperti astragalus dan angelica menyebar di udara saat kerumunan orang berkumpul di bawah kotak-kotak cahaya yang bersinar di sekitar stan terapi bekam dan bilik pemeriksaan denyut nadi.
Pemandangan tersebut dapat ditemui di "Pasar Malam Pengobatan Tradisional China (Traditional Chinese Medicine/TCM)" di Taman Wansheng, tempat kearifan penyembuhan yang telah berusia ribuan tahun lalu kini hidup kembali dan menjadi tren ritual malam di kalangan Generasi Z (Gen-Z) China.
"Cuaca panas ini membuat saya lelah, mengantuk, dan lesu," ujar Yu Huiyan (21), seraya mengulurkan pergelangan tangannya untuk menjalani pemeriksaan denyut nadi. Setelah merasakan manfaat positif dari perawatan TCM sebelumnya, kini dia kembali mengunjungi pasar malam itu guna mencari ramuan herbal.
Setelah melakukan pemeriksaan lidah dan denyut nadi dengan cermat, dokter menjelaskan bahwa denyut nadi Yu cukup lemah dan terdapat tanda-tanda kelelahan. Dia kemudian meresepkan ramuan herbal TCM untuk meningkatkan energi, menghilangkan kelembapan di dalam tubuh, dan membantu proses pencernaan.
Yu mengatakan bahwa dia dan banyak rekan sebayanya kian tertarik pada TCM dalam beberapa tahun terakhir. Setelah mengikuti mata kuliah pilihan TCM di perguruan tinggi, minatnya makin mendalam saat mulai bekerja.
"Saya ingin memanfaatkan ramuan tradisional dan teknik yang tepat untuk merawat diri sendiri maupun orang-orang di sekitar saya," katanya.

Di pasar malam TCM tersebut, berbagai terapi tradisional, seperti akupunktur, bekam, rendam kaki, pijat, dan akupresur telinga, makin populer di kalangan kaum muda.
Han Long, seorang dokter TCM berpengalaman lebih dari satu dekade dari Rumah Sakit Rakyat Pertama Baiyin, menyoroti teks-teks klasik, seperti Huangdi Neijing (Inner Canon of the Yellow Emperor), Treatise on Febrile and Miscellaneous Diseases, serta Compendium of Materia Medica, sebagai kunci dalam memahami misteri tubuh manusia.
"Saya berharap makin banyak generasi muda mengadopsi TCM untuk meningkatkan kesehatan diri sendiri dan keluarga mereka," kata Han.
Sejak dibuka pada awal Juli, Taman Wansheng bertransformasi menjadi pusat kesehatan, di mana tenaga medis dari 30 lebih institusi lokal memberikan konsultasi gratis, menjawab pertanyaan seputar kesehatan, berbagi tips kebugaran berbasis TCM, dan memberikan saran yang dipersonalisasi, papar Zhu Dongmei, kepala biro kesehatan distrik Baiyin sekaligus penyelenggara pasar malam TCM.
Lebih dari 2.000 orang berkunjung ke sini setiap hari, mayoritas di antaranya merupakan kaum muda yang mengantre untuk berbagai layanan, mulai dari pemeriksaan denyut nadi hingga sachet aromaterapi dan teh herbal.
Di seluruh China, pasar malam TCM yang ramai di Gansu hanyalah salah satu contoh dari tren yang kian berkembang, dengan pasar-pasar serupa menarik banyak pengunjung dari seluruh negeri sepanjang musim panas tahun ini.
Di Shenyang, ibu kota Provinsi Liaoning, China timur laut, pasar malam TCM menawarkan lebih dari konsultasi gratis.
Pasar itu juga menghadirkan zona produk budaya yang terinspirasi dari TCM, demonstrasi teknik secara langsung, dan aktivitas bagi kaum muda, yang memadukan tradisi dengan sentuhan modern melalui kerajinan tangan, permainan, dan pembelajaran interaktif.
Di Kota Nanchang, Provinsi Jiangxi, China timur, teknologi memainkan peran penting di pasar malam TCM, di mana robot TCM menyediakan terapi layanan moksibusi yang sensitif panas, diagnosis denyut nadi digital, dan pemindaian kaki tiga dimensi (3D).
Tren pasar malam TCM yang makin berkembang ini juga membantu praktisi-praktisi generasi baru, seperti Han, untuk tampil, memperluas jangkauan TCM hingga di luar lingkaran tradisional serta memastikan pewarisannya agar tetap lestari.
"TCM adalah warisan berharga bangsa China, yang pengaruhnya kian meluas secara global," kata Da Chunhe, direktur komisi kesehatan kota Baiyin.
"Seiring kian banyaknya generasi muda yang menjajal dan mempelajari TCM, mereka akan makin memahami dan memperoleh manfaat darinya," katanya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.