Hamilton (ANTARA) - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang saat ini diketuai oleh Turki, pada Rabu mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak guna mengakhiri penderitaan warga di Jalur Gaza.
"Sangat disayangkan bahwa secercah harapan yang muncul setelah negosiasi dan perundingan baru-baru ini tentang gencatan senjata permanen di Gaza belum membuahkan hasil langsung," kata Utusan Turki untuk PBB Ahmet Yildiz pada Debat Terbuka Dewan Keamanan tentang Situasi di Timur Tengah.
"Karena itu, rakyat Palestina, khususnya di Gaza, harus menghadapi kengerian yang berkelanjutan akibat pendudukan ilegal ini," imbuh dia.
Dia memperingatkan "semakin banyak nyawa tak berdosa yang hilang" setiap harinya karena orang-orang di Gaza menghadapi "kondisi yang tak tertahankan dan mengancam jiwa."
Atas nama OKI, Yildiz mengutuk apa yang dia sebut sebagai "genosida, pengungsian paksa, kelaparan, dan penghancuran yang dilakukan oleh pendudukan Israel di Jalur Gaza."
Dia juga menekankan bahwa organisasi tersebut menganggap tindakan-tindakan tersebut sebagai "kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan."
"Strategi terencana yang bertujuan untuk menggusur paksa penduduk sipil Palestina di Gaza merupakan pelanggaran tak beralasan terhadap hak asasi manusia fundamental dan semua norma hukum internasional serta hukum humaniter internasional," ujarnya.
Yildiz juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk "mengemban tanggung jawab utamanya dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional di masa yang sangat krusial ini, dalam sejarah krisis Timur Tengah yang berkepanjangan."
Terkait situasi di Suriah, dia menyampaikan kecaman keras OKI atas "agresi Israel yang berkelanjutan terhadap kedaulatan dan wilayah Republik Arab Suriah" dan menegaskan kembali dukungannya terhadap "hak sah Suriah untuk membela diri."
Dalam kapasitasnya sebagai warga Turki, Yildiz mengatakan bahwa Turki, sebagai salah satu ketua meja bundar untuk solusi dua negara, "mendesak semua negara anggota untuk memanfaatkan kesempatan itu guna menghidupkan kembali upaya kolektif mewujudkan perdamaian yang adil, komprehensif, dan abadi," termasuk keanggotaan penuh Palestina di PBB.
"Kami menyerukan Dewan ini untuk bertindak dengan persatuan, tekad, dan kejelasan moral guna mengakhiri penderitaan di Gaza," ujarnya.
Dia juga menyebut momen saat ini sebagai "kesempatan bersejarah" untuk menerapkan solusi dua negara dan menegakkan hukum internasional.
Sumber: Anadolu
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.