OJK genjot pemanfaatan instrumen keuangan pasar modal di Bali 

5 hours ago 2
Kami terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan sektor pasar modal

Denpasar (ANTARA) -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menggenjot akses dan pemanfaatan instrumen keuangan pasar modal di Pulau Dewata karena indeks literasi dan inklusi sektor pasar modal masih rendah secara nasional.

“Kami terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan sektor pasar modal,” kata Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Bali, Kamis.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan edukasi yang pertama tahun ini terkait pemahaman industri pasar modal yang dimulai dari para pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten Gianyar, Bali.

Bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di Provinsi Bali, regulator lembaga jasa keuangan itu berupaya melakukan akselerasi pemanfaatan produk dan layanan industri keuangan pasar modal bagi aparatur sipil negara (ASN) di Bali.

Kolaborasi OJK Provinsi Bali bersama TPAKD di wilayah Bali turut menggandeng perwakilan Bursa Efek Indonesia Wilayah Bali dan Industri Jasa Keuangan yang bergerak di sektor pasar modal.

Sinergi itu untuk memberikan literasi tentang produk/layanan industri keuangan pasar modal serta mengajak masyarakat untuk memperluas pilihan berinvestasi melalui kepemilikan saham, obligasi maupun reksa dana.

Rencananya, kegiatan edukasi juga akan dilaksanakan oleh seluruh TPAKD kota/kabupaten lainnya di Bali pada 2025.

Beberapa rangkaian edukasi keuangan juga akan dilanjutkan yaitu terkait analisa dan mekanisme transaksi saham atau reksadana, penawaran awal kepada publik (IPO), Securities Crowfunding hingga kompetisi trading saham antar-ASN di Provinsi Bali yang akan dilaksanakan selama 2025.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2025, indeks literasi dan inklusi sektor Pasar Modal masing-masing sebesar 17,78 persen dan 1,34 persen.

Sementara itu, OJK mencatat jumlah investor Pasar Modal wilayah Bali pada Januari 2025, mencapai 146.093 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 22,96 persen dibandingkan periode sama 2024.

Demikian juga dengan jumlah investor Reksa Dana dan Surat Berharga Negara (SBN) yang masing-masing tumbuh sebesar 25,47 persen dan 22,71 persen dibandingkan periode sama 2024.

Nilai kepemilikan saham di Bali mencapai Rp5,46 triliun atau tumbuh 19,73 persen dan nilai transaksi saham sebesar Rp2,4 triliun, tumbuh 9,00 persen dibandingkan tahun 2024.

Baca juga: OJK bekali kepala desa di Bali waspada kejahatan keuangan

Baca juga: OJK Bali tekankan pentingnya etika penagihan kredit

Baca juga: OJK ungkap realisasi kredit produktif mendominasi di Bali-Nusra

Baca juga: OJK Bali memacu literasi keuangan pelajar agar gemar menabung

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |