Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Christina Aryani membahas optimalisasi penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) dalam pertemuannya dengan Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Cecep Herawan di Jakarta, Kamis (8/5).
"Diskusinya berjalan baik. Sejauh ini Korsel menjadi negara penempatan yang sangat diminati pekerja migran Indonesia," kata Wamen Christina, sebagaimana keterangan pers KP2MI di Jakarta.
Diskusi keduanya membahas isu seputar penempatan dan kondisi pekerja migran Indonesia di Republik Korea, termasuk terkait skema government to government (G to G) yang telah berjalan baik selama ini, dan evaluasi data roaster, hingga pemetaan peluang penempatan pada sektor lain di Korsel.
Dalam kesempatan tersebut, Wamen Christina meminta dukungan Dubes Cecep untuk memetakan dan membuka hubungan dengan Pemerintah Korsel.
Dengan dukungan tersebut, Wamen berharap akan ada lebih banyak peluang yang bisa dioptimalkan untuk penempatan pekerja migran Indonesia di negara itu, contohnya sektor pekerja musiman (seasonal worker) yang kemungkinan bisa dioptimalkan.
"Namun, harus kita lihat lagi sembari mempertimbangkan semua aspek, karena bekerja di luar negeri tidak hanya soal peluang, tapi juga risiko yang akan dihadapi pekerja migran kita. Utamanya soal jaminan pelindungan yang juga menjadi fokus kementerian kami," jelas Christina.
Wamen P2MI itu mengatakan bahwa kerja sama akan dilakukan setelah Korea Selatan selesai mengadakan pemilihan umum.
"Ada beberapa MoU kerja sama yang perlu diamandemen atau direvisi,” katanya.
Adapun perkiraan jumlah warga negara Indonesia di Korsel mencapai sekitar 61.000 orang pada 2025. Dari jumlah itu, sebanyak 90 persen WNI yang terdaftar di Korsel adalah pekerja migran.
Sementara, total penempatan pekerja migran Indonesia di Korsel melalui program G to G per 13 Desember 2024 mencapai 13.611 orang.
Baca juga: KemenP2MI-Prefektur Mie Jepang bahas potensi kerja sama penempatan PMI
Baca juga: Wamen P2MI: Kuwait tawarkan gaji, fasilitas menarik bagi PMI
Pewarta: Katriana
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025