Denpasar (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat nilai kepemilikan saham di Pulau Dewata menembus Rp5,81 triliun posisi semester 1-2025 atau tumbuh 22,7 persen dibandingkan periode sama 2024 mencapai Rp4,73 triliun.
"Jumlah investor pasar modal wilayah Bali masih tetap menunjukkan pertumbuhan tinggi," kata Kepala OJK Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Rabu.
Ada pun jumlah investor saham di Bali mencapai 160.067 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh double digit sebesar 24,29 persen dibandingkan Juni 2024 yang mencapai 128.784 SID.
Demikian juga dengan jumlah investor Reksa Dana dan Surat Berharga Negara (SBN) yang masing-masing tumbuh secara tahunan sebesar 20,06 persen dan 17,21 persen.
Baca juga: 7 investasi yang cocok untuk pemula dengan modal kecil agar tak boncos
Sementara itu, nilai transaksi saham sebesar Rp3,54 triliun atau tumbuh signifikan 143,07 persen lebih tinggi dibandingkan Juni 2024 yang mencapai Rp1,46 triliun.
Dengan kinerja positif itu, regulator lembaga jasa keuangan tersebut optimistis investor masih memiliki keyakinan terhadap pasar modal tanah air dan geliat ekonomi dalam negeri.
Untuk menggenjot pasar modal di Bali, pihaknya mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan termasuk penyandang disabilitas yang merupakan salah satu sasaran prioritas edukasi keuangan dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia 2021-2025.
Dalam rangka memperkecil celah tingkat literasi dan inklusi di Bali, regulator itu terus melakukan bauran strategi yang dilaksanakan melalui edukasi keuangan secara tatap muka, daring/online, aliansi strategis, dan juga melalui edukasi keuangan secara tematik.
Baca juga: Tanggapi reaksi pasar, Menkeu Purbaya yakin stabilitas ekonomi terjaga
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, indeks literasi keuangan mencapai 66,46 persen dan indeks inklusi keuangan 80,51 persen.
Hasil tersebut meningkat dibandingkan 2024 yang menunjukkan indeks literasi keuangan 65,43 persen dan indeks inklusi keuangan 75,02 persen.
Sedangkan indeks literasi dan inklusi sektor pasar modal masih perlu terus digenjot dengan realisasi masing-masing sebesar 17,78 persen dan 1,34 persen.
Baca juga: 7 kesalahan umum dalam investasi saham yang harus dihindari
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.