NPCI Jakarta gelar kejuaraan tenis meja untuk jaring bibit atlet

1 month ago 6

Jakarta (ANTARA) - Komite Paralimpiade Nasional Indonesia (NPCI) DKI Jakarta bersama Yayasan Inklusi Pelita Bangsa (YIPB) menggelar NPCI DKI Jakarta Table Tennis Championship 2025 di Atrium Utama Pluit Village Mall, Jakarta, pada 8-10 Agustus.

Ketua Pelaksana Cahaya Manthovani mengatakan turnamen bertema Mendobrak Batas ini bertujuan mengenalkan kemampuan atlet disabilitas kepada masyarakat sekaligus menjaring bibit potensial yang dapat bersaing di ajang internasional.

“Disabilitas bukan penghalang untuk berprestasi. Justru mereka memiliki semangat dan potensi besar yang bisa menjadi inspirasi,” ujar Cahaya dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.

Kejuaraan ini diikuti 128 atlet disabilitas dari 13 provinsi serta lebih dari 200 peserta umum. Pertandingan dibagi berdasarkan klasifikasi, baik untuk kategori umum maupun disabilitas, dengan total hadiah Rp180 juta. Dua trofi utama diperebutkan oleh provinsi dengan perolehan medali terbanyak di kategori umum dan disabilitas.

Reda Manthovani yang aktif di NPC Indonesia sekaligus Chef de Mission Paralimpiade Paris 2024 menyebut ajang ini juga menjadi pemanasan bagi atlet yang tengah menjalani pemusatan latihan nasional di Karanganyar, Solo, untuk persiapan ASEAN Para Games 2026 di Nakhon Ratchasima, Thailand.

“Mereka ikut bermain di sini untuk menguji kemampuan dan melakukan pemanasan, sehingga bisa mengetahui level mereka sebelum berlaga,” kata dia.

Reda menambahkan, keberhasilan atlet tidak hanya ditentukan oleh kesiapan teknis, tetapi juga membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan olahraga.

“Persiapan teknis akan percuma tanpa dukungan penuh. Sebagai CDM, tugas saya adalah mengorkestrasikan dukungan agar target juara umum di ASEAN Para Games nanti bisa tercapai,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) tersebut.

Ketua NPCI DKI Jakarta Yasin Onasie menjelaskan turnamen ini menjadi yang pertama di Indonesia yang mempertemukan atlet disabilitas dan non-disabilitas dalam satu arena kompetisi.

“Kami ingin masyarakat memahami bahwa atlet disabilitas memiliki kemampuan dan kepercayaan diri setara untuk berkompetisi bersama atlet non-disabilitas, dalam semangat sportivitas dan persatuan,” kata dia.

Pertandingan tetap mengikuti klasifikasi resmi, termasuk pembagian kategori untuk atlet disabilitas seperti kursi roda, amputasi, atau standing.

Ketua Dewan Pembina YIPB Maya Miranda Ambarsari menilai penyelenggaraan di ruang publik menjadi cara efektif menghapus batas antara atlet disabilitas dan masyarakat umum.

“Kami ingin menunjukkan bahwa olahraga bukan hanya soal kompetisi, tetapi juga ruang untuk saling memahami, menghargai, dan mendukung,” ujar dia.

Turnamen ini juga mendapat dukungan dari sejumlah tokoh, di antaranya Menteri ATR Nusron Wahid, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, serta publik figur seperti Raffi Ahmad, Denny Sumargo, dan Jusuf Hamka. Maya berharap keterlibatan tokoh publik dapat memperluas gaung gerakan inklusi.

“Dengan hadirnya tokoh publik, kami berharap pesan inklusivitas ini bisa menjangkau lebih banyak pihak, sehingga gerakan ini dapat terus berlanjut,” kata dia.

Baca juga: Indonesia kantongi enam medali Kejuaraan Dunia Para Tenis Meja 2025

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |