Banjarbaru (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) RI Saifullah Yusuf mengatakan sistem pembelajaran kurikulum Sekolah Rakyat bakal fokus mengarahkan siswa lebih optimistis dan percaya diri berkarir pada bidang sesuai minat dan bakat.
“Kurikulum sekolah rakyat itu peribahasanya begini, 'Kalau burung jangan disuruh menarik gerobak, kalau sapi jangan disuruh terbang'. Sama halnya dengan anak-anak kita, setiap anak punya bakat masing-masing yang terpendam,”kata Mensos Saifullah saat mengunjungi Sekolah Rakyat di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Senin.
Karena itu, Mensos menuturkan bahwa anak-anak di Sekolah Rakyat akan diarahkan menjadi anak yang konsisten sesuai dengan kemampuan masing-masing.
“Setiap anak yang lahir telah diberikan kecerdasan istimewa oleh Tuhan, tidak sama dengan yang lain. Jadi, anak jangan dipaksa sesuai kehendak kita, biarkan anak memilih namun tetap dalam pembinaan,” katanya.
Baca juga: Mensos: 52 persen hasil CKG siswa Sekolah Rakyat perlu periksa lanjut
Mensos menjelaskan, seorang anak yang berminat sebagai ahli mesin, jangan dipaksakan menjadi seorang perawat maupun sebaliknya. Karena kedua profesi itu memiliki hal yang berbeda, ahli mesin dominan berhadapan dengan benda, sedangkan perawat berhadapan dengan banyak manusia.
Menurut dia, seorang anak memiliki kekuatan yang tidak dimiliki sepenuhnya oleh orang dewasa, anak-anak itu tulus, ikhlas, tidak membeda-bedakan, dan pada dasarnya selalu ingin sempurna dengan mimpi-mimpi yang diinginkan.
Namun demikian, kata Mensos, anak-anak memiliki banyak kelemahan yang perlu menjadi atensi guru, sehingga guru harus mengajari anak di Sekolah Rakyat tentang mengambil keputusan, mendorong anak lebih percaya diri, menghadirkan suasana agar anak bisa lebih tegas, mendukung anak agar mampu menjelaskan sesuatu dengan baik.
Terkait minat dan kemampuan siswa, ia mengatakan sudah ada pemetaan talenta yang dilakukan hingga saat ini. Pada bidang teknologi, teknik, dan matematika ada sebanyak 1.828 siswa yang berminat, bidang sosial 1.938 orang dan bahasa 1.123 orang.
“Satu hal lagi yang perlu diperhatikan sekolah dan guru, jika orang tua rindu anaknya, sekolah wajib memberikan waktu kepada orang tua bertemu anaknya, meskipun anak tinggal di asrama Sekolah Rakyat,” ujarnya.
Baca juga: Realisasi anggaran program Sekolah Rakyat capai Rp788,7 miliar
Pewarta: Tumpal Andani Aritonang
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.