Karawang (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengimbau agar umat Islam menghindari kegiatan yang mengarah ke maksiat dan perjudian dalam merayakan HUT ke-80 Republik Indonesia (RI).
"Merayakan HUT ke-80 RI itu sah-sah saja. Tapi juga harus dijaga etika beragama kita," kata Ketua MUI Karawang KH Tajudin Nur di Karawang, Sabtu.
Ia menyampaikan Allah Subhanahu Wa Ta'ala (SWT) memang telah memberi rahmat kepada Bangsa Indonesia melalui kemerdekaan, sehingga umat Islam dapat menjalankan perintah-perintah Allah dengan aman dan damai.
Baca juga: Ketum MUI: Isi kemerdekaan dengan pembangunan di segala bidang
Hal tersebut disampaikan karena di belahan dunia, kata dia, masih ada umat Islam yang masih sulit dan tidak aman untuk menjalankan perintah-perintah Allah.
Karena itu, lanjutnya, MUI Karawang betul-betul mensyukuri rahmat kemerdekaan ini dan diharapkan bangsa ini semakin berkah dan senantiasa mendapatkan rida Allah SWT.
"Sudah barang tentu ada beragam kegiatan yang digelar di masyarakat, sebagai bentuk rasa syukur atas rahmat kemerdekaan yang telah berlangsung selama 80 tahun," katanya.
Baca juga: MUI ajak masyarakat mensyukuri kemerdekaan pada HUT RI
Namun ia mengimbau sekaligus mengingatkan agar pada perayaan HUT RI umat Islam dapat mengisi kegiatan atau perlombaan-perlombaan yang bermanfaat, yang mencerminkan kedewasaan dalam berbangsa dan bernegara.
"Kegiatan lomba-lomba silakan saja digelar dalam mengisi kemerdekaan, yang penting bermanfaat serta tidak mengarah atau dibarengi dengan hal-hal yang bersifat perjudian atau kemaksiatan," katanya.
"Silakan berpesta-pora dan bergembira ria (dalam mengisi kemerdekaan), mau di lapangan, mau di hotel, di gedung. Itu tidak dilarang. Tapi ingat, etika beragama kita harus kita junjung tinggi," kata Kiai Tajudin.
Baca juga: Kemenpar persiapkan beragam atraksi budaya di perayaan HUT ke-80 RI
Baca juga: Masih sering hujan, pendaki Gunung Slamet diimbau utamakan keselamatan
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
