Mitos seputar OCD yang sering disalahpahami dan faktanya

1 week ago 7

Jakarta (ANTARA) - Di sekitar kita, mungkin Anda pernah mendengar seseorang berkata, “Saya sangat OCD soal kebersihan” atau “Orang OCD itu pasti perfeksionis”.

Padahal, anggapan semacam ini tidak sepenuhnya benar. OCD bukan sekadar soal kerapian atau kebiasaan berulang, melainkan gangguan mental yang lebih kompleks.

Sayangnya, masih banyak mitos keliru tentang OCD yang beredar di masyarakat. Kesalahpahaman ini tidak hanya membentuk stigma, tapi juga dapat mempersulit orang dengan OCD untuk terbuka dan mendapatkan dukungan. Berikut beberapa mitos yang paling sering ditemui, beserta fakta tentang OCD.

Apa itu OCD?

Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan mental yang ditandai oleh munculnya pikiran yang mengganggu secara terus-menerus (obsesi) serta dorongan kuat untuk melakukan tindakan tertentu berulang-ulang (kompulsi). Tindakan ini dilakukan untuk meredakan kecemasan akibat obsesi tersebut, meskipun efeknya hanya sementara.

1. Mitos: penderita OCD pasti rapi dan teratur

Fakta: Tidak semua orang dengan OCD memiliki dorongan terhadap kerapian.

Memang ada sebagian penderita OCD yang merasa terdorong untuk membersihkan atau merapikan sesuatu secara berlebihan, tetapi itu bukan ciri utama OCD. Bahkan, ada penderita OCD yang justru sulit menyingkirkan barang-barang karena merasa cemas jika sesuatu yang buruk terjadi bila barang tersebut dibuang.

2. Mitos: orang dengan OCD cukup belajar untuk santai

Fakta: OCD adalah gangguan mental serius yang tidak bisa diatasi hanya dengan bersantai.

Ucapan seperti “Coba tenang saja, jangan terlalu dipikirkan” sering kali terdengar. Namun, OCD bukanlah hal yang bisa hilang begitu saja dengan bersikap santai. Sama seperti gangguan mental lainnya, OCD dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan, hubungan sosial, hingga kesehatan fisik.

3. Mitos: OCD selalu terlihat jelas

Fakta: Banyak penderita OCD yang mampu menyembunyikan kondisinya.

Sebagian besar orang dengan OCD mampu menutupi kompulsinya di tempat umum karena takut mendapat penilaian negatif. Mereka lebih memilih melakukannya secara diam-diam atau saat sendirian. Inilah sebabnya OCD sering kali tidak terdeteksi oleh orang-orang di sekitarnya.

4. Mitos: semua prang punya sedikit OCD

Fakta: OCD bukan soal kebiasaan atau sifat perfeksionis biasa.

Pernyataan seperti “Saya sepertinya punya OCD deh” saat seseorang merasa suka bersih atau teratur, bisa terdengar sepele tapi sebenarnya kurang tepat. OCD adalah kondisi serius yang bisa memakan waktu berjam-jam untuk melakukan hal-hal tertentu demi meredakan kecemasan, sehingga berdampak besar pada aktivitas harian penderita.

5. Mitos: OCD bisa hilang sendiri

Fakta: OCD memerlukan penanganan profesional.

OCD bukan fase sesaat yang akan hilang dengan sendirinya. Jika tidak ditangani, kondisinya bisa semakin memburuk. Karena itu, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga profesional agar mendapatkan penanganan yang sesuai sejak dini.

6. Mitos: OCD disebabkan karena lemah mental

Fakta: OCD bukan disebabkan oleh karakter yang lemah atau kurang niat.

Orang dengan OCD sebenarnya terus berusaha mengendalikan pikiran dan dorongan yang muncul tanpa henti. Namun, mengatasinya bukan hanya soal kemauan pribadi. Kondisi ini memerlukan bantuan profesional untuk menentukan langkah perawatan yang tepat, sekaligus menciptakan lingkungan yang aman bagi penderita.

7. Mitos: OCD tidak bisa ditangani

Fakta: OCD bisa ditangani dengan terapi dan pengobatan yang tepat.

Walaupun OCD termasuk gangguan mental serius, kondisi ini bisa dikendalikan dengan bantuan ahli. Bentuk penanganannya bisa berupa terapi perilaku, konsultasi rutin, hingga pemberian obat jika diperlukan. Tingkat keparahan OCD berbeda-beda, sehingga perawatan yang diberikan pun disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu.

Baca juga: Diet sehat, ini 9 jenis program yang populer dan aman ini

Baca juga: Kenali OCD, gangguan kesehatan mental dengan prevalensi 2% di seluruh dunia

Baca juga: BYD kenalkan tiga mobil listrik hingga peragaan busana Dior Men's

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |