Menyongsong kejayaan kelapa Indonesia

2 months ago 8
Kelapa, yang telah lama menjadi “pohon kehidupan” bagi masyarakat Indonesia, kini berpotensi menjadi pilar utama dalam menggerakkan roda perekonomian nasional.

Jakarta (ANTARA) - Di bawah terik matahari tropis, pohon kelapa berdiri tegak di perkebunan luas Indonesia, menyapa angin dengan daun-daunnya yang melambai.

Pohon yang menjadi simbol lanskap tropis itu dijuluki “pohon kehidupan” karena hampir seluruh bagiannya dapat dimanfaatkan. Sebut saja batang pohonnya, dapat digunakan sebagai papan untuk pembuatan rumah, tangkai anak daunnya menghasilkan lidi untuk sapu, tandan bunga kelapa yang belum mekar menghasilkan cairan nira yang dapat diolah lebih lanjut menjadi gula kelapa.

Tak kalah penting dan bernilai paling ekonomi adalah buah kelapa, yang mampu menghasilkan daging buah muda, santan, minyak kelapa, bungkil kelapa, tepung kelapa, hingga kopra.

Keberagaman manfaat ini menjadikan kelapa sebagai komoditas strategis yang tak hanya mendukung kehidupan masyarakat lokal, tetapi juga perekonomian nasional.

Di tengah geliat ekonomi global yang fluktuatif, komoditas kelapa Indonesia justru menunjukkan tren positif. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan signifikan nilai dan volume ekspor kelapa dalam tiga tahun terakhir.

Pada 2022, ekspor kelapa Indonesia mencapai 65,6 juta dolar AS. Nilai ekspor itu naik sekitar 14,82 persen menjadi 75,33 juta dolar AS pada 2023, dan terus meroket hingga 50,78 persen menjadi 113,59 juta pada 2024.

Kenaikan ini mencerminkan permintaan global yang terus meningkat, sekaligus menunjukkan daya saing kelapa Indonesia di pasar dunia.

Sementara hingga April 2025 ini, nilai ekspor kelapa berkode HS 08011200 atau kelapa di dalam kulit (endocarp) sudah mencapai 62,63 juta dolar AS, dengan China mendominasi permintaan kelapa Indonesia dengan nilai impor mencapai 57,24 juta pada Januari-April 2025.

Baca juga: Simak 7 manfaat yang terkandung pada daging kelapa muda

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |