Menteri PU sepakat keruk Waduk Muara setelah banjir besar di Bali

2 hours ago 2
cuma kalau dikeruk ini kan ratusan ribu kubik sendimennya kami harus diskusikan dengan Gubernur

Denpasar (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo sepakat mengeluarkan anggaran untuk mengeruk sedimentasi di Waduk Muara Nusa Dua sebagai aliran Sungai Tukad Badung yang menyebabkan banjir besar di Bali pada Rabu (10/9).

“Kalau di sungai ada masalah pasti kami kerjakan,” ucap Menteri PU di Denpasar, Sabtu, namun ia belum memastikan nilai yang dibutuhkan karena menunggu hasil koordinasi dengan Gubernur Bali.

“Bisa dilihat Waduk Tukad ini ketinggian airnya sudah sangat tinggi ini menunjukkan sedimentasinya sudah sangat tinggi dan perlu dikeruk, cuma kalau dikeruk ini kan ratusan ribu kubik sendimennya kami harus diskusikan dengan Gubernur,” sambungnya.

Dody menyampaikan Waduk Muara Nusa Dua terakhir kali dinormalisasi pada tahun 2019, dengan kondisi sempat meluap pekan lalu, ia khawatir ketika hujan dengan intensitas tinggi datang lagi maka banjir besar akan terulang.

Melihat kondisi di lapangan, selain normalisasi waduk, Menteri PU melihat pentingnya pemerintah daerah mengatur agar tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah ke sungai.

Sepekan terakhir sendiri, Balai Wilayah Sungai (BWS) sudah membuang 60 ton sampah per hari hasil penyaringan dari sampah yang mengalir menuju waduk pembatas antara sungai dengan laut itu.

“Di belakang itu kelihatan tumpukan sampah yang menyebabkan kemarin bencana banjir salah satu penyebabnya itu selain hujan lebat dan pasang naik di waktu yang sama, ini menjadi masalah besar,” ucapnya.

Selain itu Menteri Dody hendak berkoordinasi dengan Gubernur Bali soal menjaga bantaran sungai dari pembangunan yang menyempitkan jalur air.

Untuk jangka pendeknya, menteri kelahiran Jawa Timur itu meminta BWS mengeruk sedimentasi dan sampah di sungai-sungai sekitarnya.

Sebab, untuk menormalisasi Waduk Muara Nusa Dua dibutuhkan waktu lama mencapai satu tahun melihat ketebalan sedimentasi.

Yang masih menjadi bahan diskusinya pula adalah ke mana pembuangan sedimen nantinya, sebab hasil keruk berupa pasir itu dirasa tidak memungkinkan jika dibuang ke TPA Suwung.

“Jadi agar tidak merusak lingkungan ini salah satu hal yang akan saya diskusikan dulu sebelum dikerjakan, itu akan didistribusikan karena perlu lama mengeruk ini ratusan ribu kubik, harus ada titik tertentu lokasi yang bisa kita buang selama setahun penuh agar proses pengerukan ini tidak terganggu,” ujar Dody Hanggodo.

Baca juga: Menteri PU siapkan Rp8 miliar untuk perbaikan 15 titik banjir Bali

Baca juga: Menteri PU tekankan optimalisasi fungsi irigasi secara berkelanjutan

Baca juga: Menteri PU gerak cepat buka akses jalan nasional terdampak banjir Bali

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |