Menteri PPPA: Solidaritas antarsiswa SMA 72 kekuatan pemulihan korban

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menilai solidaritas dan empati antarsiswa SMA Negeri 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara menjadi kekuatan penting dalam proses pemulihan korban ledakan.

“Tadi ketika saya keluar dari kamar anak-anak yang menjadi korban ini, banyak teman-temannya menjenguk. Artinya solidaritas, empati dari teman-teman ini sangat luar biasa. Ini menunjukkan empati dan rasa kebersamaan yang sangat tinggi,” kata Arifah saat ditemui di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta, Sabtu malam.

Menurut dia, kondisi fisik anak-anak yang menjadi korban ledakan yang dirawat di RS Islam Jakarta itu sudah semakin membaik, ditambah dukungan emosional dari lingkungan sebaya juga cukup berperan besar dalam membantu korban pulih dari trauma.

Hal tersebut sebagaimana dilakukan Arifah, yang dalam kesempatan itu mengajak jajaran Kementerian PPPA untuk datang menjenguk dan memberikan dukungan moral serta memastikan pemulihan psikologis anak-anak berjalan baik.

Baca juga: Kronologi dan rangkuman fakta ledakan di SMA 72 Jakarta

“Kami menyampaikan empati dan tetap menyemangati anak-anak dan juga keluarga yang hadir di situ supaya mereka tidak patah semangat untuk melanjutkan sekolah. Saya tanya cita-cita mereka, ada yang ingin jadi polisi, ada yang mau jadi pengusaha. Kita doakan bersama, ya,” ujarnya.

Dalam peristiwa ini, Arifah mengaku pemulihan anak-anak korban ledakan beserta keluarga dan pendidik sekolah menjadi prioritas kementeriannya.

Dia juga mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi terkait terduga pelaku peledakan yang disebut adalah salah satu siswa SMAN 72 itu sendiri, karena hal tersebut saat ini sedang ditangani secara profesional oleh aparat kepolisian.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak sekolah, pemerintah daerah, dan lembaga terkait untuk memastikan pendampingan berkelanjutan bagi seluruh siswa, guru, dan keluarga korban," cetusnya.

Baca juga: KPAI: Seluruh siswa SMA 72 perlu pendampingan psikologis, bukan hanya korban luka

Pada Jumat (7/11) sekira pukul 12.15 WIB, terjadi ledakan di lingkungan SMA Negeri 72 Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara, tepatnya dalam kompleks Kodamar TNI Angkatan Laut (AL).

Menurut keterangan saksi, ledakan terjadi saat siswa dan guru sedang Shalat Jumat di masjid di sekolah tersebut. Letusan pertama pertama terdengar ketika khotbah sedang berlangsung, disusul ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda.

Dari peristiwa itu berdasarkan data Pos Pelayanan Polri di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, hingga Sabtu siang pukul 10.30 WIB terdapat total 96 korban ledakan yang dirawat di tiga rumah sakit di wilayah Jakarta Pusat.

Di RS Islam Cempaka Putih terdapat 43 pasien, terdiri atas 14 pasien rawat inap dan 29 pasien yang sudah pulang. RS Yarsi merawat 15 pasien, dengan 14 menjalani rawat inap dan satu sudah dipulangkan, sedangkan RS Pertamina Jaya menangani tujuh pasien, satu di antaranya masih dirawat.

Secara keseluruhan, sebanyak 67 pasien telah diperbolehkan pulang, sementara 29 orang lainnya masih menjalani perawatan medis di tiga rumah sakit tersebut.

Baca juga: Mensos imbau publik tidak berspekulasi isu bullying tragedi SMA 72
Baca juga: Tim Psikologi Polda Metro Jaya dampingi korban ledakan di SMAN 72

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |