Bandarlampung (ANTARA) - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding mengingatkan kepada para calon pekerja migran yang akan magang di Jepang agar tidak terjerat pekerjaan dengan modus upah murah atau cheap labour.
Menurut dia, seringkali magang digunakan oleh perusahaan di luar negeri untuk mendapatkan tenaga kerja dengan upah yang murah.
"Magang itu ada waktunya, bekerja itu ada waktunya. Jangan sampai magang kelamaan, yang sebenarnya bekerja, sehingga kasihan tenaga kerja kita. Dibayarnya murah, yang harusnya dibayar lebih dari yang seharusnya diperoleh," katanya saat mengunjungi Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) JIEMA di Kota Metro, Lampung, Kamis.
Baca juga: Ratusan warga Karawang ikut seleksi magang ke Jepang
Ia mengharapkan para calon pekerja migran Indonesia untuk terus memperkuat kualitas kerja dan memiliki daya juang selama bekerja di luar negeri agar dapat sukses selama di perantauan.
"Kita motivasi mereka, mereka ke sana ini dihitung belajar memperkuat keterampilan, sehingga nanti pulang-pulang bisa jadi pengusaha sukses," katanya.
Dalam kunjungan ke Kota Metro, Menteri melihat langsung cara LPK JIEMA melatih secara khusus calon pekerja migran Indonesia yang akan ditempatkan di Jepang.
"Melihat bagaimana proses LPK menyiapkan adik-adik kita untuk melaksanakan magang, dan kemudian bekerja di sana. Secara umum, saya kira baik ya, artinya mereka terlatih cukup lama enam bulan," katanya.
Baca juga: Pemprov sebut permintaan tenaga kerja asal Sulut ke Jepang 2.000 orang
Baca juga: Wamenaker: Program magang ke Jepang tingkatkan daya saing pekerja
Menteri juga berpesan kepada para peserta yang akan bekerja di Jepang agar menjaga nama baik bangsa, dan tak hanya sekedar bekerja, melainkan juga belajar agar keterampilan makin baik.
"Saya titip tadi, perlu menjaga nama baik bangsa, karena satu orang lakukan kegiatan yang tidak baik, itu akan berpengaruh pada kuota berikutnya," katanya.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025