Menteri LH ajak samakan visi jaga dan kembangkan keanekaragaman hayati

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq meminta seluruh pihak untuk menyamakan visi guna menjaga dan memanfaatkan keanekaragaman hayati Indonesia sebagai aset strategis untuk masa depan bangsa, termasuk untuk mengembangkan bioindustri.

"Keanekaragaman hayati adalah sumber pangan, obat-obatan, hingga energi. Pemanfaatannya harus kita kelola dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan bioteknologi," kata Menteri LH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif dalam pernyataan terkonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Berbicara dalam Rakornas Implementasi Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di Daerah, Menteri Hanif mengatakan keanekaragaman hayati Indonesia bukan sekadar kebanggaan ekologis, tetapi juga aset strategis untuk masa depan bangsa.

Baca juga: Menteri LH: Ada manfaat ganda ekonomi jaga keanekaragaman hayati

Dia mengingatkan Indonesia merupakan negara mega-biodiversity atau kaya keanekaragaman hayati, terutama yang berada di posisi kedua setelah Brasil, berdasarkan Global Biodiversity Index.

Dari 22 tipe ekosistem alami dan 98 tipe vegetasi, Indonesia menyimpan kekayaan flora dan fauna yang luar biasa 9,7 persen tumbuhan berbunga dunia, 14 persen mamalia, 18,6 persen spesies burung, hingga 38,9 persen mamalia laut.

Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau, Indonesia juga memiliki posisi strategis di segitiga terumbu karang dunia.

Menteri Hanif menambahkan bioindustri yang lahir dari pengelolaan tersebut harus membawa manfaat nyata bagi masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Hanif menekankan pentingnya pengakuan atas pengetahuan tradisional yang dijalankan masyarakat adat dan lokal. Kearifan tersebut terbukti menjadi benteng pertama menjaga ekosistem, sekaligus memastikan manfaat keanekaragaman hayati dapat diwariskan lintas generasi.

Dalam Rakornas yang diadakan di Jakarta, Kamis (18/9), dia juga menyoroti agenda penting penetapan Kawasan Bernilai Penting bagi Keanekaragaman Hayati (High Conservation Value Area/HCVA) di setiap daerah. Kawasan itu tidak hanya mencakup hutan, tetapi juga gambut, savana, karst, perairan darat, hingga laut.

Pemerintah daerah didorong menyusun Profil Kehati Daerah, Rencana Induk Pengelolaan, serta membangun Taman Kehati sebagai instrumen konservasi sekaligus sarana edukasi publik.

Baca juga: Menteri LH ingatkan ada gangguan keanekaragaman hayati di Raja Ampat

Baca juga: RI susun rencana aksi keanekaragaman hayati agar jadi rujukan regulasi

Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLH/BPLH, Rasio Ridho Sani dalam pernyataan serupa menekankan bahwa pelestarian keanekaragaman hayati harus berjalan beriringan dengan tata kelola lingkungan yang kuat.

"Integrasi kawasan penting bagi keanekaragaman hayati harus masuk dalam penataan ruang dan perizinan berusaha," kata Rasio.

Ia menekankan perlindungan tidak hanya berhenti di zona inti, tetapi juga harus mencakup koridor, area penyangga, hingga ekosistem di luar kawasan konservasi formal. Restorasi serta praktik pemanfaatan ramah lingkungan menjadi kunci agar manfaatnya berkelanjutan bagi masyarakat.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |