Kendari (ANTARA) - Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Republik Indonesia (RI) Teuku Riefky Harsya melakukan kunjungan kerja dengan meninjau proses pembelajaran di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 28 Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Teuku Riefky Harsya saat ditemui di Kendari, Selasa, mengatakan bahwa kunjungan tersebut dilakukan untuk melihat langsung bagaimana proses kegiatan belajar para anak-anak di SRMP 28 Kendari.
"Saya ingin melihat langsung kegiatan anak-anak belajar ( SRMP 28 Kendari)," kata Teuku Riefky.
Dia menyebutkan jika Kementerian Ekonomi Kreatif dan Kementerian Sosial RI mempunyai satu program yang selaras untuk memajukan Sekolah Rakyat di Indonesia.
"Kami dengan Menteri Sosial mempunyai program untuk perkuat Sekolah Rakyat. Anak-anak terutama sudah SMA kita bekali dengan kemampuan digital," ujarnya.
Baca juga: Siswa Sekolah Rakyat dimotivasi agar semangat menempuh pendidikan
Teuku Riefky meminta kepada seluruh pihak pemangku kepentingan di Kota Kendari dan Sulawesi Tenggara untuk bersama-sama mendukung program Sekolah Rakyat.
"Mari kita dukung Sekolah Rakyat, mudah-mudahan SRMP di Kendari ini menjadi salah satu yang terbaik di Nasional," sebut Teuku Riefky.
Ia berharap kepada seluruh para siswa di SRMP 25 Kendari bisa menjadi orang-orang yang sukses di masa mendatang.
"Mudah-mudahan mereka jadi orang yang sukses, bukan hanya sukses di Kendari, Sulawesi Tenggara, bahkan bisa ke nasional dan dunia," tambah Teuku Riefky.
Berdasarkan pantauan ANTARA, kunjungan Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya didampingi oleh Wakil Gubernur Sultra Ir. Hugua bersama Wali Kota Kendari Siska Karina Imran dan para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Kendari.
Dalam kunjungannya, rombongan Menteri Ekraf juga melihat langsung asrama para siswa putra dan putri di SRMP Kendari.
Baca juga: Wamensos: Sekolah Rakyat siap putuskan rantai kemiskinan
Pewarta: La Ode Muh. Deden Saputra
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
