Mentan sebut ada pihak di luar negeri ingin RI selalu impor beras

13 hours ago 6

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan ada pihak di luar negeri ingin agar Indonesia selalu impor beras dan tak mencapai swasembada pangan, khususnya dalam produksi komoditas strategis nasional itu.

"Oh itu sudah pasti (ada negara-negara yang ingin Indonesia tetap impor beras). Sudah tidak ada satupun negara di dunia menginginkan, khususnya eksportir, menginginkan Indonesia swasembada," kata Mentan ditemui di sela Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian secara daring dan luring di Jakarta, Sabtu.

Mentan menyampaikan hal itu ketika dikonfirmasi awak media mengenai pernyataan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dalam rapat tersebut, yang menyatakan ada lembaga di Amerika Serikat, menyebutkan jika produksi pertanian Indonesia terutama komoditas beras mengalami peningkatan yang signifikan.

Menanggapi hal itu, Mentan membenarkan dan mengaku telah mendapat informasi tersebut yang dikeluarkan oleh lembaga bernama US Department of Agriculture (USDA).

"Kemarin yang kami dapat, lembaga Amerika Serikat, itu USDA, itu mengatakan bahwa produksi Indonesia melompat tinggi dan kata-katanya itu mengecewakan eksportir negara lain," ujar Mentan.

Baca juga: Mendag: Belum ada permintaan Malaysia untuk impor beras

Menurut Mentan, negara-negara eksportir beras ingin Indonesia tetap menjadi pasar impor, bukan negara yang mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.

Ia menilai peningkatan produksi beras Indonesia membuat sejumlah negara eksportir merasa kecewa, karena berkurangnya peluang ekspor mereka ke pasar Indonesia yang selama ini menjadi salah satu tujuan utama.

Sebelumnya, Mentan menyebut, stok cadangan beras pemerintah (CBP) secara nasional saat ini mencapai 3,18 juta ton yang ada di gudang Perum Bulog. Angka itu dinilai tertinggi dalam 23 tahun terakhir, bahkan menjadi yang tertinggi sejak Indonesia merdeka.

Namun, bagi Mentan fenomena tersebut adalah sesuatu yang wajar dan normatif dalam dunia perdagangan karena negara-negara eksportir tentunya ingin mempertahankan pasar ekspor, termasuk di sektor pangan.

"Eksportir, menginginkan Indonesia tidak swasembada, Kenapa? Kita adalah pasarnya. Itu pasti, itu normal, normatif, itu sangat normal," kata Mentan.

Baca juga: Mendag pastikan tidak ada izin impor beras konsumsi pada 2025

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono memberi penguatan kepada 37 ribu Penyuluh Pertanian di halaman Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Sabtu (26/4/2025). ANTARA/Harianto

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dalam Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian itu mengatakan jika ada lembaga asal Amerika Serikat mengungkapkan kondisi perberasan dunia, dengan Indonesia dinilai semakin kuat, sementara Thailand dan negara tetangga merasa kecewa.

Setiap tahun, menurut Wamentan, ada pihak-pihak yang selalu berharap Indonesia tetap mengimpor beras, baik dari dalam negeri sendiri maupun dari negara luar yang ingin terus menjual beras ke Indonesia.

"Tapi sebagaimana yang sudah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, bahwa tahun ini Indonesia ditargetkan tidak impor beras, tidak impor jagung, tidak impor garam konsumsi dan tidak impor gula konsumsi," kata Wamentan.

Data yang dihimpun ANTARA menyebutkan, Indonesia terakhir kali mengimpor beras dalam jumlah besar pada 2024.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), hingga November 2024, Indonesia telah mengimpor sekitar 3,85 juta ton beras, meningkat 62 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca juga: Stok beras cukup, Zulhas: RI tidak akan impor beras hingga 2026

Impor ini terutama berasal dari Thailand (1,19 juta ton), Vietnam (1,12 juta ton), dan Myanmar (642.000 ton) .​

Namun, pada awal 2025, pemerintah Indonesia mengumumkan rencana untuk tidak melakukan impor beras guna mendorong swasembada pangan.

Sebagai gantinya, Perum Bulog menargetkan pengadaan tiga juta ton beras dari produksi dalam negeri, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya .

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |