Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman mengatakan Malaysia tertarik ingin belajar sistem pertanian Indonesia dalam menyiapkan stok cadangan pangan, terutama saat perubahan iklim.
Amran menyampaikan pihaknya telah bertemu Menteri Pertanian Malaysia, yang mengakui kesulitan mempertahankan produktivitas akibat perubahan iklim, sementara Indonesia berhasil melalui langkah cepat seperti pompanisasi.
"Kami ketemu Menteri Pertanian Malaysia. Itu produktivitas (terganggu) karena ada climate change, perubahan iklim. Kemudian kita (Indonesia) mengantisipasi perubahan iklim itu dengan langkah cepat, yaitu pomponisasi. Nah ini mungkin yang tidak dilakukan sehingga mereka minta belajar ke Indonesia," kata Mentan ditemui di sela Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian secara daring dan luring di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan keberhasilan Indonesia dalam mengantisipasi perubahan iklim tak lepas dari penerapan teknologi pertanian seperti penggunaan benih unggul, pengelolaan air yang efisien, pembangunan sumur dangkal dan dalam, serta sistem irigasi berbasis pompa.
Menurutnya, upaya itu yang membuat Malaysia menyatakan kesiapannya mengirimkan tim untuk belajar ke Indonesia.
"Minta belajar tentang benih, tentang water management, tentang sumur dangkal, sumur dalam, irigasi pompa. Mereka akan kirim timnya belajar di Indonesia," ujar Mentan.
Amran menegaskan pihaknya sangat terbuka berbagi pengalaman dan teknologi dengan negara sahabat, sebagai bentuk kontribusi terhadap ketahanan pangan regional di tengah ancaman krisis pangan akibat perubahan iklim global.
Kendati demikian, Amran tidak menyebutkan secara rinci kapan tim pertanian dari Malaysia akan mengirimkan timnya untuk belajar ke Indonesia.
Mentan melaporkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) secara nasional saat ini mencapai 3.180.000 ton yang ada di gudang Perum Bulog. Angka itu dinilai tertinggi dalam 23 tahun terakhir, bahkan menjadi yang tertinggi sejak Indonesia merdeka.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia melakukan pertemuan dengan Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman di Jakarta, pada Selasa (22/4), membahas potensi kerja sama di sektor pertanian, dengan fokus utama pada pertukaran teknologi.
Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu menyampaikan ketertarikannya untuk mempelajari kemajuan teknologi pertanian yang diterapkan di Indonesia, khususnya dalam komoditas padi dan jagung.
Ia mengatakan, pihaknya juga membuka peluang untuk melakukan transfer pengetahuan pertanian antar kedua negara.
"Kami akan berupaya untuk melakukan pertukaran teknologi atau melakukan pembinaan bersama sehingga kami juga dapat memperoleh segala bentuk teknologi baru di bidang pertanian, khususnya padi, ikan, jagung, dan berbagai hal lainnya antara dua negara tetangga yaitu Malaysia dan Indonesia," ujar Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu dalam jumpa pers selepas pertemuan tersebut.
Lebih lanjut, ia mengakui keunggulan teknologi pertanian Indonesia, terutama dalam meningkatkan hasil panen padi nasional.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Azhari
Copyright © ANTARA 2025