Jakarta (ANTARA) - Indonesia menekankan pentingnya kemitraan yang setara, adil, dan inklusif antara ASEAN dan Uni Eropa (EU) untuk memaksimalkan potensi kerja sama kedua kawasan, kata Menteri Luar Negeri RI Sugiono pada pertemuan ASEAN-EU Post Ministerial Conference di Kuala Lumpur, Malaysia.
Dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Jumat, Sugiono mengapresiasi perkembangan negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) yang sedang berlangsung antara EU dan beberapa negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia.
Sugiono juga menyoroti hubungan ASEAN-UE di sektor lainnya, seperti pembangunan berkelanjutan dan transisi energi, yang sedang berlangsung.
Akan tetapi, katanya, agar kedua pihak dapat melangkah lebih jauh, Indonesia menekankan pentingnya menghindari langkah-langkah unilateral yang dapat merugikan salah satu pihak, karena hal tersebut tidak mencerminkan hubungan ASEAN dan EU sebagai Mitra Strategis.
"Potensi besar ekonomi ASEAN-EU hanya dapat diwujudkan melalui kebijakan yang saling menguntungkan dan tidak diskriminatif," katanya.
Selain itu, menurut Sugiono, dialog ASEAN-EU harus terus dipupuk, termasuk melalui kelanjutan Joint Working Group on Palm Oil, Comprehensive Air Transport Agreement, serta mengenai potensi kerja sama dalam kerangka Indo-Pasifik.
Sugiono memanfaatkan pertemuan dengan EU untuk menyatakan bahwa keberhasilan ekonomi akan sulit terwujud apabila kondisi geopolitik dunia terus diwarnai dengan ketidakpastian, merujuk pada situasi di Palestina dan Timur Tengah.
"Indonesia menyambut baik beberapa negara Uni Eropa yang memberikan dukungan kepada Palestina. Namun demikian, krisis yang belum membaik di Gaza membutuhkan tindakan kolektif yang lebih kuat," kata Sugiono, yang mengharapkan dukungan lebih besar Uni Eropa untuk konflik di Gaza.
Ia menilai situasi yang belum tertangani di Gaza dan minimnya penegakkan serta akuntabilitas hukum menyebabkan terkikisnya kredibilitas tatanan hukum internasional, yang berpotensi memantik konflik-konflik di belahan dunia lain.
"Jangan sampai pengabaian hukum internasional dan kebijakan yang tidak konsisten menimbulkan dampak global yang serius," katanya.
Sugiono juga menyampaikan bahwa kemitraan ASEAN–EU merupakan jembatan penting antara Asia dan Eropa.
"Sebagai dua organisasi kawasan yang paling berhasil di dunia, kita harus terus saling memahami satu sama lain dan terus bekerja sama mewujudkan dunia yang damai, adil, dan sejahtera," katanya.
Sejak 1 Desember 2020, ASEAN dan EU menjadi Mitra Strategis. Pada pertemuan ASEAN-EU di Kuala Lumpur, Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, hadir langsung mewakili 27 negara anggota.
Baca juga: Menlu Prancis: Kunjungan Macron ke RI kuatkan kerja sama EU-ASEAN
Baca juga: Perjanjian perdagangan bebas ASEAN-EU jadi tujuan jangka panjang
Baca juga: Dubes EU-ASEAN tekankan pentingnya diplomasi hijau bagi perdamaian
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.