Cirebon (ANTARA) - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar mengajak pondok pesantren di Indonesia, termasuk di Cirebon, Jawa Barat, untuk memperkuat perannya sebagai pusat pemberdayaan masyarakat guna mempercepat pengentasan kemiskinan.
"Pesantren harus naik kelas, tidak hanya menjadi lembaga pendidikan, tapi juga pusat pemberdayaan masyarakat," kata Muhaimin saat berkunjung ke Pondok Pesantren Gedongan di Cirebon, Kamis.
Baca juga: Menko Muhaimin: Perlu pendekatan baru penanggulangan kemiskinan RI
Ia menjelaskan pesantren sejak lama memiliki kontribusi besar dalam pengentasan kemiskinan melalui pemberian akses pendidikan tanpa diskriminasi bagi masyarakat kurang mampu.
“Sudah terbukti berabad-abad lamanya pesantren didirikan untuk lapisan siapapun, baik yang mampu maupun yang tidak mampu," ujarnya.
Menurutnya, keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan terbuka telah menjadi solusi nyata untuk memutus rantai kemiskinan.
Ia mengapresiasi langkah Pesantren Gedongan Cirebon, yang mendirikan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) untuk membekali masyarakat sekitar dengan keterampilan kerja agar lebih mandiri.
Langkah tersebut, kata dia, sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2025 tentang Percepatan Pengentasan Kemiskinan yang menekankan kolaborasi lintas sektor.
Baca juga: Bersama Menko PM, Baznas RI salurkan bantuan Zmart Pesantren di Jatim
Baca juga: Menko PMK: Kualitas SDM pesantren penting guna wujudkan Indonesia Emas
“Mari kita push lagi, perbanyak lagi, sehingga seluruh santri dan masyarakat sekitar juga menikmati peningkatan kualitas,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa Kemenko PM akan terus mendorong dan memfasilitasi peran aktif pesantren dalam program-program pemberdayaan masyarakat.
Dukungan tersebut, lanjutnya, menjadi bagian penting dalam upaya mewujudkan target pengurangan kemiskinan ekstrem hingga nol persen pada 2026.
“Berbagai cara terus kita lakukan. Pembangunan terus dijalankan, industri harus tumbuh, pengangguran jangan ditambah, lapangan kerja harus ditambah,” ucap dia.
Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.