Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti meminta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki kurikulum adaptif yang mengimbangi orientasi kebutuhan pasar.
Mu'ti mengatakan SMK menjadi satuan pendidikan yang berhubungan erat dengan dunia industri sehingga lulusan SMK diharapkan bisa menjadi sosok yang siap untuk masuk ke dunia kerja ataupun berwirausaha.
"Bagaimana market (pasar) itu berubah juga harus diimbangi dengan bagaimana kurikulum kita juga memiliki kurikulum yang adaptif," ujar Mu'ti dalam acara Peluncuran Program Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas Tahun 2025 di Gedung A Kompleks Kemendikdasmen Senayan, Jakarta, Senin.
Hal tersebut, lanjutnya, jelas menjadi tantangan besar bagi SMK sehingga seluruh program keahlian di SMK ke depan harus bisa berorientasi pada pasar, yang diimbangi dengan kurikulum yang bersifat adaptif.
Baca juga: Kemendikdasmen tingkatkan peminat jurusan marketing di SMK
Mu'ti pun mengatakan kurikulum adaptif di SMK merupakan respons atas dinamisnya perubahan pasar dan disrupsi teknologi digital di bidang pemasaran.
"Kurikulum SMK ini kan bisa buka-tutup. Tidak boleh ada kurikulum yang abadi, yang itu saja. Karena apa? Pasar itu berubah sangat cepat," katanya.
Untuk mengimbangi dinamisnya perkembangan pasar, Kemendikdasmen lantas meluncurkan Program Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas Tahun 2025. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan marketing murid SMK.
Melalui program tersebut, Mu'ti meminta murid tidak hanya dilatih tentang materi atau teori cara menyampaikan produk dengan baik, tetapi juga harus paham perubahan pasar.
Baca juga: Mendikdasmen ajak sinergi perbaiki label negatif profesi sales
"Dengan mungkin studi-studi dasar mengenai social behavior ya, perubahan perilaku masyarakat. Karena masyarakat sekarang itu kan ingin semuanya naik kelas gitu, sehingga tidak meragukan," ujarnya.
Mu'ti berharap murid-murid SMK ke depan bisa memiliki kesempatan memperoleh pendidikan bermutu yang mengantarkan mereka pada pekerjaan hingga kesejahteraan ekonomi.
Dengan begitu, perubahan kurikulum mendukung SMK agar tidak lagi menjadi penyumbang pengangguran.
Baca juga: Sinergi Kemendikdasmen, Kemnaker, Kementerian P2MI perkuat lulusan SMK
"Kita jawab itu dengan inovasi, yang dengan itu bisa menjelaskan here we are already changing, ini loh kita sudah berubah. Here we have the answer, ini kita punya jawaban," ujar Mu'ti.
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025