Mendikdasmen: Guru harus bisa cegah siswa terpapar terorisme digital

3 hours ago 1

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menekankan pentingnya guru memiliki kemampuan konseling untuk mencegah anak didik terpapar terorisme digital, seperti kasus bom yang terjadi di salah satu sekolah di Jakarta, Jumat (7/11).

Pernyataan itu disampaikan Mendikdasmen saat mengunjungi Sekolah Indonesia Cairo (SIC), Kairo, Mesir, Jumat (7/11), kata Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo yang diterima ANTARA, Sabtu.

Abdul Mu'ti pun menekankan pentingnya memberi ruang bagi siswa untuk mengekspresikan pandangan dan pikirannya agar dapat mengeksplor gagasan secara kreatif.

Pada kesempatan itu, Mendikdasmen mengampanyekan pentingnya tujuh kebiasaan baik bagi anak Indonesia untuk membentuk karakter dan kepribadian positif siswa.

Baca juga: Labschool tanamkan 7 Kebiasaan Anak Hebat lewat observasi ke Wanayasa

“Tujuh Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat ini penting dan perlu terus dibiasakan serta dibudayakan di kalangan siswa karena sangat membantu membentuk karakter dan kepribadian positif,” kata Abdul Mu’ti.

Gerakan Tujuh Kebiasaan Baik Anak Indonesia Hebat itu diinisiasi Kemendikdasmen untuk mendukung pembentukan karakter siswa.

Kebiasaan tersebut meliputi bangun pagi, beribadah, olahraga, makan sehat, rajin belajar, berinteraksi di masyarakat, dan tidur cukup.

Selain menekankan kebiasaan positif, Abdul Mu’ti juga menyoroti peran guru sebagai pembimbing dan konselor dalam proses belajar mengajar.

Baca juga: Polisi bersihkan lokasi ledakan di SMAN 72 Jakarta

Kunjungan ke SIC berlangsung di sela-sela kunjungan Abdul Mu’ti ke Mesir untuk meresmikan Program Studi Bahasa dan Sastra di Fakultas Bahasa dan Terjemah Universitas Al Azhar, Kairo.

Mendikdasmen mengaku terkesan dengan sejarah panjang SIC yang memperkuat hubungan Indonesia-Mesir.

“SIC didirikan 11 tahun setelah Indonesia merdeka, pada 1956, sebagai sekolah Indonesia pertama di luar negeri. Kehadiran SIC berkat kedekatan Bung Karno dan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser saat itu,” ujarnya.

Abdul Mu’ti menambahkan, “Bung Karno sudah memikirkan pendidikan anak-anak Indonesia di luar negeri, khususnya di Mesir, sejak awal kemerdekaan.”

Baca juga: Menteri PPPA prioritaskan perlindungan anak dalam insiden di SMAN 72

Pewarta: Katriana
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |