Anchorage (ANTARA) - Di salah satu musim terbaik untuk berada di Anchorage, saat salmon bermigrasi dan buah beri sedang melimpah, kota terbesar di Negara Bagian Alaska, Amerika Serikat (AS), ini telah menjelma menjadi pusat perhatian dunia.
Hanya dalam beberapa jam ke depan, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan akan bertemu di sini untuk konferensi tingkat tinggi (KTT) yang sangat penting. Ini merupakan kunjungan pertama seorang presiden Rusia ke AS sejak 2015, sekaligus salah satu momen langka pertemuan tatap muka antara kedua kepala negara itu.
Di gerbang Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson di Anchorage, sebuah fasilitas militer yang juga menjadi lokasi KTT tersebut, tampak deretan lensa kamera yang berjajar saat para reporter internasional mengetes peralatan dan menjajal mengambil gambar, bersiap untuk menyiarkan momen-momen penting ke seluruh dunia.
Meski Gedung Putih dan Kremlin merahasiakan agenda resmi pertemuan itu, para analis memperkirakan para pemimpin tersebut akan membahas berbagai isu, mulai dari krisis Ukraina hingga upaya untuk meredakan tekanan ekonomi terhadap Rusia serta kemungkinan kerja sama AS-Rusia.
"Trump berulang kali mengeklaim dirinya dapat mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina dalam waktu 24 jam setelah menjabat. Namun, lebih dari enam bulan telah berlalu, dan gencatan senjata belum juga tercapai," ujar Gathak, seorang pengemudi Lyft setempat yang tidak menyebutkan nama lengkapnya, kepada Xinhua.
Bagi Anchorage, sebuah kota yang lebih akrab dengan perahu nelayan dan kapal pesiarnya alih-alih sorotan kamera dari konflik geopolitik, KTT ini telah mengubah sudut-sudut jalan biasa menjadi titik peliputan bagi media global.

"KTT itu telah menjadi topik hangat di kalangan pelanggan kami," kata Adiah Velez, seorang barista di Dark Horse Coffee, yang terletak di seberang Dena'ina Civic and Convention Center di pusat kota Anchorage, tempat Gedung Putih telah mendirikan pusat pers untuk KTT tersebut. Toko Velez dipadati pengunjung
Namun, bagi kebanyakan penduduk setempat, acara itu terasa tidak terlalu terkait langsung dengan Alaska, kata Velez. "Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu memperhatikannya, meskipun saya tahu beberapa orang merasa tidak nyaman dengan hal (pertemuan) itu."
Bagi banyak warga Alaska, pertemuan tersebut memiliki makna yang mendalam. Di seberang Selat Bering terdapat Wilayah Timur Jauh Rusia, yang mengingatkan bahwa kedua negara tidak hanya merupakan saingan geopolitik, tetapi juga tetangga yang titik terdekatnya hanya dipisahkan oleh jarak 4 kilometer.
"Jarang sekali melihat para pemimpin dunia berkumpul di sini," kata Jein Yi, seorang kasir di Alaska's Gourmet Subs, sebuah restoran pizza dan roti isi buatan rumahan di pusat kota Anchorage, kepada Xinhua.
Bisnis setempat telah mulai merasakan dampaknya. Hotel-hotel penuh terisi, restoran-restoran ramai, dan harga sewa mobil melonjak.
"Mobil kami semuanya telah disewa," kata Isil Mico, seorang staf penjualan di Ace Car Rental dekat Bandar Udara Internasional Ted Stevens Anchorage, kepada Xinhua. "Saat ini merupakan musim puncak wisatawan, ditambah lagi dengan berlangsungnya KTT ini. Kota ini penuh sesak, dan semua mata tertuju pada Anchorage."
Sementara itu, para demonstran dan kelompok advokasi menggelar aksi unjuk rasa menjelang KTT itu, berusaha menarik perhatian terhadap berbagai isu.
Visit Anchorage, yang sebelumnya dikenal sebagai Anchorage Convention and Visitors Bureau, mengimbau warga untuk bersabar "seiring kita semua menyesuaikan diri dengan perubahan yang mungkin terjadi pada rutinitas dan jadwal yang telah direncanakan."
Wali Kota Anchorage Suzanne LaFrance mengatakan pemerintahannya siap memberikan bantuan apa pun yang mungkin dibutuhkan.
"Tingkat profesionalisme yang kami miliki, tingkat kesiapan yang kami miliki, membuat saya merasa sangat yakin bahwa kami memang akan siap untuk menjadi tuan rumah pertemuan yang sangat penting ini," ujar LaFrance.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.