Manado (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengajak masyarakat mewaspadai potensi banjir lahar dari Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara.
"Masyarakat yang bermukim atau beraktivitas di sekitar bantaran sungai yang berhulu di sekitar lereng Gunung Soputan agar mewaspadai potensi ancaman lahar, terutama ketika musim hujan," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid AN di Manado. Sabtu.
Dalam laporan aktivitas Gunung Soputan periode 1-15 Juni 2025 yang dibagikan Kepala Balai Pemantauan Gunung Api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku Juliana DJ Rumambi disebutkan beberapa sungai yang perlu diwaspadai, di antaranya Sungai Ranowangko, Sungai Lawian, Sungai Popang, dan Londola Kelewahu.
Potensi bahaya aktivitas Gunung Soputan saat ini berupa lontaran dan aliran atau guguran lava maupun piroklastik.
Baca juga: BNPB alokasikan Rp3,72 M perbaiki rumah dampak banjir lahar dingin
Apabila terjadi erupsi gunung api, katanya, potensi bahaya sekunder berupa lahar hujan yang dapat terjadi di sepanjang sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Soputan.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 15 Juni 2025, status aktivitas vulkanik Gunung Soputan pada Level II (Waspada) dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahaya terkini.
Beberapa rekomendasi lainnya yang harus diperhatikan, yakni masyarakat di sekitar Gunung Soputan maupun pengunjung, wisatawan, atau pendaki tidak beraktivitas di dalam radius 1,5 kilometer dari puncak dan area sektoral sejauh 2,5 kilometer dari puncak ke arah lereng barat hingga barat laut.
Selain itu, masyarakat yang bermukim atau beraktivitas di sekitar Gunung Soputan senantiasa menyiapkan masker penutup hidung dan mulut untuk mengantisipasi hujan abu jika terjadi erupsi.
Baca juga: Badan Geologi: Kegempaan Gunung Soputan didominasi tektonik jauh
Baca juga: Getaran banjir lahar Gunung Semeru berlangsung 5 jam lebih Jumat malam
Baca juga: Badan Geologi ingatkan warga tak masuki radius bahaya Gunung Ruang
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.