Indonesia-Honduras sepakati perjanjian bebas visa bagi diplomat

2 hours ago 2

New York (ANTARA) - Indonesia dan Honduras menandatangani nota kesepahaman perjanjian bebas visa untuk pemegang paspor diplomatik dan dinas.

Penandatangan tersebut dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono bersama Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Republik Honduras Javier Efraín Bú Soto di sela-sela Sidang Majelis Umum ke-80 PBB di New York, Amerika Serikat, Jumat.

Terkait hubungan ekonomi, Menlu Sugiono menekankan posisi strategis kedua negara, di mana Indonesia dapat menjadi pintu masuk ke pasar ASEAN, sementara Honduras dapat menjadi penghubung menuju Amerika Utara dan kawasan Amerika secara lebih luas.

Kedua negara juga menganggap isu ketahanan pangan sebagai prioritas pembangunan masing-masing.

Kementerian Luar Negeri mencatat bahwa hubungan diplomatik RI-Honduras terjalin sejak 1997. Representasi RI dirangkap oleh KBRI Panama City dan melalui Konsul Kehormatan RI di Honduras. Sementara, Honduras melalui perwakilannya di PBB New York.

Kedua negara terus meningkatkan kerja sama perdagangan dan menjadikan Honduras sebagai hub yang terhubung dengan pasar Amerika Serikat melalui perjanjian perdagangan bebas Dominican Republic–Central America Free Trade Agreement.

Nilai perdagangan Indonesia-Honduras pada 2024 mencapai 82,1 juta dolar AS (sekitar Rp1,37 triliun) dengan surplus perdagangan berada pada Indonesia.

Ekspor Indonesia ke Honduras adalah sawit, baja, suku cadang, margarin, sedangkan ekspor dari Honduras adalah kopi, karet, pakaian, cerutu.

Kedua negara juga telah bekerja sama dalam memperkuat diplomasi kolektif Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), yang mana Honduras bergabung sejak Mei 2023, untuk menangkis kampanye negatif terhadap produk sawit.

Honduras merupakan negara ketiga yang bergabung dengan dewan tersebut, setelah Indonesia dan Malaysia.​​​​​​​

CPOPC memperluas keanggotaannya dari semula hanya dua negara yakni Indonesia dan Malaysia pada 2015, kini menjadi lima negara anggota penuh dan tiga negara dalam proses menjadi anggota penuh, dengan harapan memacu perkembangan industri minyak sawit global.

Adapun lima fokus CPOPC dalam penguatan industri minyak sawit global yakni dengan melakukan advokasi dan promosi, mendorong keberlanjutan, mendukung industri kecil, riset dan pengembangan, serta memperkuat kolaborasi antarnegara produsen.

Baca juga: Indonesia sambut bergabungnya Honduras jadi anggota CPOPC

Baca juga: Produsen sawit Indonesia bersama CPOPC bantu benih ke Honduras

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |