Surabaya (ANTARA) - Pelatih tim nasional voli putri U-21 Indonesia Marcos Sugiyama terkesan dengan atmosfer Jawa Pos Arena, Surabaya, Jawa Timur.
Sugiyama mengatakan bahwa kehadiran penonton yang memenuhi tribun sekaligus memberikan tekanan kepada para tim lawan.
"Ini bagus bagi kita, mereka (para lawan) merasakan tekanan. Meski ini tidak biasa bagi kita, (berada dalam atmosfer seperti ini). Kita merasakan atmosfer dari orang Indonesia, mereka menjerit dan merayakan setiap poin," kata Marcos Sugiyama kepada ANTARA, Kamis.
Baca juga: Indonesia takluk dari Vietnam pada laga perdana Kejuaraan Dunia U-21
Pelatih asal Brasil tersebut berharap para penonton untuk terus bisa memberikan dukungan penuh pada Junaida Santi dan kawan-kawan hingga turnamen yang berlangsung pertama kali di Surabaya ini berakhir.
"Jangan berhenti, kami butuh dukungan orang-orang di sini. Mereka harus merayakan poin-poin, menyebutkan nama pemain, karena mereka bekerja keras untuk semuanya," ujar mantan pemain tim nasional Brasil ini.
Di laga perdana, Indonesia mengakui ketangguhan Vietnam tiga set langsung, 0-3 (15-25, 16-25, 18-25) pada pertandingan perdana Pul A Kejuaraan Voli Dunia U-21 2025 yang berlangsung di Jawa Pos Arena, Surabaya, Jawa Timur.
Baca juga: Indonesia masih merasakan tekanan di awal Kejuaraan Dunia Voli U-21
Sugiyama mengatakan bahwa kekalahan ini disebabkan karena tim Srikandi Muda belum bisa keluar dari tekanan permainan lawan.
Selain itu pola dan strategi yang tak berjalan lancar menurut Sugiyama menjadi faktor lain penyebab kekalahan ini.
Hasil ini membuat Indonesia untuk sementara berada di dasar klasemen dengan meraih 0 poin.
Selanjutnya tim Merah Putih akan bersua timnas Kanada pada laga kedua Pul A yang berlangsung di Jawa Pos Arena, Surabaya, Jawa Timur, Jumat pukul 20.00 WIB.
Baca juga: Timnas voli putri Indonesia U-21 targetkan tembus 16 besar
Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.