Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan, rencana pembangunan 100 gudang baru akan melibatkan BUMN Karya guna mempercepat proses konstruksi dan memastikan standar kualitas penyimpanan pangan nasional terpenuhi.
Rizal menegaskan, sebagai sesama BUMN, Bulog akan memprioritaskan kolaborasi dengan BUMN Karya agar seluruh proses pembangunan berjalan efisien dan memberikan manfaat optimal bagi ketahanan pangan Indonesia.
"Oh pasti (melibatkan BUMN). Karena kita dari BUMN pasti ya akan kita prioritaskan adalah teman-teman BUMN Karya (yang) akan mengerjakan," kata Rizal ditemui seusai penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Percepatan Pembangunan Gudang Bulog di Kantor Kemenko Pangan Jakarta, Selasa.
Rizal menjelaskan, prinsip kerja sama tersebut mencerminkan semangat “dari negara untuk negara”, di mana proyek strategis nasional sepenuhnya dilaksanakan oleh entitas milik negara untuk kepentingan masyarakat luas.
"Insya Allah (BUMN Karya yang membangun 100 gudang baru Bulog). Jadi kita seperti itu supaya dari negara untuk negara juga," ujarnya.
Baca juga: Bulog sebut pembangunan 100 gudang baru tak ganggu gudang filial
Bulog juga akan menjalankan fungsi supervisi dalam pembangunan guna memastikan setiap gudang yang dibangun memenuhi standar kelayakan, efisiensi, dan kualitas penyimpanan sesuai kebutuhan distribusi pangan nasional.
Terkait BUMN Karya yang akan dilibatkan, Rizal menyebut pihaknya belum menetapkan pilihan karena masih menunggu koordinasi lebih lanjut dan izin dari Menteri BUMN sebelum proses dimulai.
"Wah kita belum putus. Kita belum kumpul, nanti kita kumpulin," beber Rizal.
Rencana pembangunan 100 gudang baru itu akan menggunakan anggaran Rp5 triliun dan menjadi langkah strategis memperkuat ketahanan pangan nasional dengan menjangkau hingga wilayah tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan (3TP).
Baca juga: Dirut Bulog: Pembangunan 100 gudang baru perkuat pangan hingga 3TP
Beberapa gudang dirancang dilengkapi Rice Milling Unit (RMU) dan pengering (dryer) untuk daerah sentra pangan, sementara di wilayah non-produksi akan dibangun gudang penyimpanan sederhana menyesuaikan kebutuhan lokal.
"Kayak di kepulauan-kepulauan itu kan dia tidak ada sentra produksi pangannya, jadi hanya gudang saja. Namun kalau yang wilayahnya punya sentra produksi pangan itu dilengkapi dengan RMU, dryer, dan lain sebagainya," bebernya.
Adapun setiap gudang yang akan dibangun memiliki kapasitas bervariasi, mulai dari 1.000 ton hingga 7.000 ton, menyesuaikan potensi daerah dan luas lahan persawahan di wilayah masing-masing, dengan target keseluruhan rampung dalam waktu satu tahun ke depan.
"Dengan harapan panen raya di 2026 nanti itu sudah ada gudang yang bisa menampung serapan gabah yang ada panen di tahun 2026 nanti," kata Rizal.
Baca juga: Zulhas: Pembangunan 100 gudang Bulog perkuat penyerapan padi
Baca juga: Dirut Bulog: Perpres pembangunan 100 gudang bersifat "Lex Specialis"
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































