Jakarta (ANTARA) - Bagi para pecinta tanaman, memilih jenis pupuk yang tepat adalah langkah penting untuk memastikan tanaman tumbuh subur dan sehat. Secara umum, pupuk terbagi menjadi dua jenis utama, yakni pupuk organik dan pupuk kimia yang juga sering disebut sebagai pupuk anorganik atau sintetis.
Keduanya memiliki peran penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman, meskipun terdapat perbedaan mendasar, terutama dari komposisi bahan dasarnya.
Lantas, mana yang sebenarnya lebih baik? Untuk menjawabnya, penting memahami perbedaan utama dari kedua jenis pupuk ini mulai dari kandungan, cara kerja, hingga dampaknya bagi tanah dan lingkungan. Untuk memahami lebih jauh perbedaan keduanya, berikut ini ulasan lengkap yang dirangkum dari berbagai sumber terpercaya.
Perbedaan utama pupuk organik dan pupuk kimia
1. Komposisi bahan dasar
Perbedaan utama antara pupuk organik dan pupuk kimia terletak pada bahan pembuatnya. Pupuk organik berasal dari bahan-bahan alami seperti kotoran ternak, sisa tanaman, limbah organik rumah tangga, dan material lain yang mengalami penguraian atau fermentasi secara alami.
Bahan-bahan tersebut secara alami mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman dan mampu menyuburkan tanah secara berkelanjutan. Sebaliknya, pupuk kimia dibuat dari senyawa sintetis dengan tambahan bahan kimia yang dirancang khusus untuk kebutuhan tanaman.
2. Dampaknya terhadap lingkungan dan ekosistem
Pupuk organik dianggap lebih ramah lingkungan dan mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal dibandingkan pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus bisa mengganggu keseimbangan ekosistem dengan membunuh organisme hidup di dalam tanah.
Hal tersebut berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan. Selain itu, pupuk organik juga lebih aman bagi kesehatan manusia dibandingkan dengan pupuk kimia yang berisiko menimbulkan residu berbahaya.
3. Kandungan nutrisi di dalamnya
Pupuk kimia umumnya hanya mengandung beberapa unsur hara utama seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Sementara itu, pupuk organik memiliki komposisi unsur hara yang lebih beragam dan alami, yang turut membantu meningkatkan kesuburan tanah secara menyeluruh.
4. Efektivitas pemakaian
Pupuk organik biasanya memerlukan waktu lebih lama untuk menunjukkan hasil karena nutrisi-nya dilepaskan secara perlahan. Sebaliknya, pupuk kimia bekerja lebih cepat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman karena kandungannya mudah diserap.
Meski begitu, penggunaan jangka panjang pupuk kimia dapat menurunkan kualitas tanah. Karena itu, pupuk organik lebih cocok untuk pemakaian berkelanjutan dan menjaga kesuburan lahan dalam jangka panjang.
Kesimpulannya, baik pupuk organik maupun pupuk kimia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pupuk organik lebih unggul dalam hal menjaga kesuburan tanah jangka panjang, aman bagi lingkungan, dan membantu menciptakan ekosistem tanah yang sehat.
Cocok digunakan jika Anda ingin bercocok tanam secara berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pupuk kimia, di sisi lain, memberikan hasil yang cepat dan efektif, terutama saat tanaman membutuhkan masukan nutrisi dalam waktu singkat. Namun, jika digunakan terus-menerus tanpa pengelolaan yang tepat, bisa merusak struktur tanah dan mencemari lingkungan.
Jadi, mana yang lebih baik?
Jawabannya tergantung pada tujuan dan kondisi lahan. Untuk pertanian jangka panjang dan berkelanjutan, pupuk organik adalah pilihan yang lebih bijak. Tapi untuk kebutuhan mendesak atau dalam sistem pertanian intensif, pupuk kimia bisa menjadi solusi cepat asal tetap digunakan secara bijak dan seimbang.
Namun, tidak sedikit sebagian petani juga memilih untuk menggabungkan antara kedua jenis pupuk tersebut, untuk mendapatkan manfaat yang lebih optimal. Dengan memahami perbedaan antara pupuk organik dan pupuk kimia, para pemilik tanaman dapat memilih jenis pupuk yang paling sesuai dengan kebutuhan tanaman serta kondisi lingkungan tempat mereka tumbuh.
Baca juga: Mengenal tujuh jenis pupuk kompos
Baca juga: Kenali perbedaan pupuk organik dan kimia
Baca juga: Ramah lingkungan dan kaya nutrisi, ini daftar manfaat kompos
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025