Kadin sebut hilirisasi bantu perkuat kerja sama perdagangan RI-China

1 day ago 5

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie menyoroti kebijakan hilirisasi sumber daya alam yang terus digalakkan di bawah pemerintah Presiden Prabowo Subianto membantu menguatkan perdagangan dengan China.

“Kami melihat bahwa surplus 2 miliar dolar kita dengan China dicapai karena hilirisasi yang sukses dalam investasi antara kedua negara ini,” kata Anindya saat ditemui usai mengikuti agenda peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-China yang diselenggarakan Kedutaan Besar China di Jakarta, Kamis malam.

Ia mengatakan, ketertarikan investor China untuk berinvestasi pada produksi baja nirkarat (stainless steel) Indonesia selama ini akan membuka pintu untuk potensi modal baru terhadap produksi sumber daya lainnya.

“Bisa kita bayangkan kalau nanti (kerja sama) berkembang ke bahan baterai sampai alumina, aluminium, dan lain sebagainya,” ucap Ketum Kadin Indonesia.

Lebih lanjut, Anindya mengatakan bahwa pihaknya berencana menyelenggarakan suatu perjalanan bisnis ke kota-kota besar China di luar Beijing dan Shanghai untuk mempelajari perkembangan bisnis serta menjajaki potensi kerja sama di daerah tersebut.

“Melalui kunjungan itu, kita lihat apa yang bisa kita pelajari dari sisi industrialisasi, lalu di sektor kesehatan, edukasi, sampai teknologi yang mereka kuasai dengan kuat terutama dari sisi kecerdasan buatan (AI),” kata Ketum Kadin Indonesia.

Ia juga mengaku telah menyatakan rencana kunjungan tersebut kepada Duta Besar China untuk Indonesia Wang Lutong.

Anindya juga memandang posisi Indonesia sebagai negara non-blok ideal dalam mencari potensi ekonomi baru di tengah perseteruan dagang antara Amerika Serikat dan China.

“Kedua-dua negara sangat penting (bagi kita), dan kami selalu mengatakan bahwa kami ingin perdagangan yang lebih seimbang dan kami mengerti permintaan (dari masing-masing negara),” ucapnya

Hingga 2022, China telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama 10 tahun berturut-turut. Volume perdagangan antara kedua negara meningkat dari 50 miliar dolar AS pada 2013 menjadi 150 miliar dolar AS pada 2022.

Pada 2024, merujuk laporan China Belt and Road (BRI) Investment Report 2024, Indonesia menjadi penerima utama investasi untuk proyek BRI, yakni sekitar 9,3 miliar dolar AS atau setara Rp150 triliun.

Baca juga: Dubes Djauhari: KAA menginspirasi kerja sama negara Selatan-Selatan

Baca juga: Kadin: Posisi non-blok RI ideal di tengah perang dagang AS-China

Baca juga: Dubes: China terus bersama Indonesia hadapi gejolak dampak tarif AS

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |