Jenis-jenis komunikasi non verbal yang perlu diketahui

1 day ago 4

Jakarta (ANTARA) - Komunikasi tidak selalu harus dilakukan melalui kata-kata. Banyak pesan dan makna yang justru lebih kuat tersampaikan melalui cara lain, seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, hingga nada suara. Inilah yang disebut dengan komunikasi nonverbal, sebuah bentuk komunikasi yang tidak melibatkan penggunaan kata-kata, namun tetap efektif dalam menyampaikan sebuah pesan.

Apa itu komunikasi nonverbal?

Komunikasi nonverbal adalah proses penyampaian informasi tanpa kata-kata. Bentuk komunikasi ini dapat terjadi melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, intonasi suara, penampilan, dan berbagai elemen visual lainnya.

Komunikasi nonverbal sering kali memperkuat, melengkapi, atau bahkan menggantikan pesan yang disampaikan secara verbal.

Menariknya, menurut McCornack dalam Choices & Connections: An Introduction to Communication (2019), para akademisi sepakat bahwa komunikasi nonverbal justru bisa lebih bermakna daripada komunikasi verbal itu sendiri. Bahkan jauh sebelum itu, Charles Darwin dalam karyanya The Expression of the Emotions in Man and Animals (1827) telah menunjukkan bahwa gestur dan ekspresi memainkan peran penting dalam komunikasi, tidak hanya pada manusia tapi juga pada hewan.

Baca juga: Cara perbaiki masalah komunikasi dengan pasangan

Jenis-jenis komunikasi nonverbal

Dilansir dari buku Nonverbal Communication (2016) karya Judee K. Burgoon, Valerie Manusov, dan Laura K. Guerrero, berikut ini adalah tujuh jenis komunikasi nonverbal yang penting untuk dipahami:

1. Bahasa tubuh
Bahasa tubuh mencakup postur, sikap, dan gerakan tubuh secara keseluruhan. Contohnya, seseorang yang merapatkan kedua tangan di dada dapat menunjukkan sikap defensif atau kurang terbuka. Bahasa tubuh sering kali menjadi cerminan dari emosi atau sikap batin seseorang.

2. Kontak mata
Kontak mata memainkan peran penting dalam komunikasi. Tatapan mata yang kuat bisa menunjukkan kepercayaan diri dan ketertarikan, sementara kurangnya kontak mata bisa ditafsirkan sebagai tanda ketidaknyamanan atau bahkan rasa tidak percaya.

3. Ekspresi wajah
Wajah manusia bisa “berbicara” tanpa suara. Senyum, kerutan di dahi, atau ekspresi marah dapat memberikan petunjuk emosi yang sedang dirasakan. Ekspresi wajah sering kali muncul secara spontan dan sulit dipalsukan, sehingga dianggap sebagai salah satu bentuk komunikasi nonverbal yang paling jujur.

4. Proxemics (Pengaturan jarak)
Proxemics adalah cara seseorang mengatur jarak dan ruang dalam berkomunikasi. Misalnya, seseorang yang menjaga jarak jauh bisa jadi ingin menunjukkan batasan atau menjaga privasi. Sebaliknya, mendekat bisa menandakan keakraban atau keinginan untuk terlibat lebih dalam.

Baca juga: Pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak

5. Suara (Paralinguistik)
Bukan sekadar apa yang dikatakan, tetapi bagaimana hal itu diucapkan. Nada suara, volume, dan kecepatan berbicara bisa menunjukkan berbagai hal, dari kegembiraan, kemarahan, hingga keraguan. Misalnya, suara tinggi dan cepat bisa menunjukkan kegugupan, sedangkan suara rendah dan tenang bisa menggambarkan ketenangan dan kepercayaan diri.

6. Gerakan tangan
Gerakan tangan sering digunakan untuk menekankan atau memperjelas suatu pesan. Misalnya, mengacungkan jempol sebagai tanda setuju, atau menunjukkan angka dengan jari. Gestur ini sering kali digunakan bersamaan dengan komunikasi verbal agar pesan lebih jelas dan mudah dipahami.

7. Pakaian dan penampilan
Penampilan luar, termasuk gaya berpakaian, dapat mengirimkan banyak pesan. Pakaian formal dapat menunjukkan profesionalisme dan keseriusan, sedangkan pakaian santai mungkin mencerminkan kepribadian yang hangat dan santai. Dalam situasi tertentu, penampilan bisa menjadi simbol status sosial atau identitas budaya.

Pentingnya memahami komunikasi nonverbal
Memahami komunikasi nonverbal sangat penting, terutama dalam membangun hubungan yang baik, baik secara personal maupun profesional. Komunikasi nonverbal bisa membantu dalam berbagai hal, meliputi:

  • Menangkap emosi atau maksud tersembunyi dari lawan bicara.
  • Meningkatkan efektivitas komunikasi verbal.
  • Menunjukkan empati dan keterbukaan dalam berinteraksi sosial.

Dalam banyak kasus, komunikasi nonverbal justru lebih jujur daripada kata-kata. Karena itu, memperhatikan dan memahami bahasa tubuh, intonasi suara, serta ekspresi wajah bisa sangat membantu dalam membaca situasi atau membangun koneksi yang lebih baik dengan orang lain.

Baca juga: Cara beri tahu anak saat keluarga sedang menghadapi masalah

Baca juga: Pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |