Jakarta (ANTARA) - Madani International Film Festival (Madani Fest) 2025 mengangkat isu kemanusiaan, utamanya menyorot genosida yang terjadi di Palestina dan kesadaran tentang dekolonisasi di Plato Sahel, Afrika.
Direktur Festival Ahmad Rifki dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa menjelaskan bahwa Madani Fest edisi ke-8 mengangkat tema "Misykat" untuk merespons banyaknya tragedi yang digambarkan serupa "awan gelap" yang menyelubungi Indonesia maupun dunia.
"Misykat atau ceruk cahaya ini diambil dari Surah An-Nur Ayat 35. Yang kira-kira, di tengah awan gelap ini kita membutuhkan bukan hanya menyalakan cahaya tapi juga mengumpulkan, memberi wadah dan mengarahkannya," kata Rifki.
"Program Madani 2025 menjadi kurasi, spirit, atau wadah cahaya itu untuk bersama mengarahkannya kepada titik terang," ia menambahkan.
Dia mengatakan bahwa film-film yang diputar selama Madani Fest 2025 juga menggambarkan Misykat.
"Berbagai film yang diputar pun itu menggambarkan Misykat, sebagai film pembuka misalnya, di tengah genosida dan krisis kemanusiaan yang terus berlangsung di Palestina," katanya.
Di antara film yang diputar selama festival ada film yang menggambarkan tragedi kemanusiaan dan akibat genosida yang dilakukan oleh penjajah Israel terhadap rakyat Palestina, yang hingga saat ini belum berakhir.
Madani Fest 2025 antara lain akan memutar film "All That's Left of You" (2025) garapan sutradara Cherien Dabis yang menggambarkan sejarah luka, trauma, perlawanan, mimpi, dan harapan tiga generasi keluarga Palestina.
Selain Palestina, Rifki mengatakan, Dataran Tinggi Sahel juga menjadi fokus festival tahun ini.
"Dataran Sahel, Afrika, untuk menandai kesadaran dekolonisasi yang terus bergeliat. Dataran Sahel juga adalah pusat peradaban Islam, khususnya di Timbuktu," katanya.
Film-film berkenaan dengan Plato Sahel karya sineas dari Burkina Faso, Senegal, Mali, dan Nigeria akan ditayangkan selama festival.
Baca juga: Aksi menentang genosida Israel warnai festival film di Spanyol
Karya sutradara Indonesia Garin Nugroho juga menjadi fokus Retrospeksi Madani Fest 2025, termasuk film "Mata Tertutup", "Serambi", "Rindu Kami Padamu", "Tepuk Tangan", dan "Nyanyi Sunyi Dalam Rantang."
Film-film tersebut dikurasi oleh pengamat budaya pop dan kritikus film Hikmat Darmawan.
Rifki menyampaikan bahwa Madani Fest 2025 menampilkan 95 film dari setidaknya 24 negara di Taman Ismail Marzuki, Studio Epicentrum XXI, Metropole XXI, dan Universitas Bina Nusantara BINUS Jakarta dari 8 sampai 12 Oktober 2025.
Di antara film-film yang ditayangkan, ada 16 film finalis Madani Shorts Film Competition yang dipilih dari 1.711 film yang diajukan oleh para pembuat film dari berbagai negara.
Selama festival, film-film tersebut akan dinilai oleh tiga juri internasional, yaitu Philip Cheah (Singapura), Sajid Farda (Inggris), dan Natalie Stuart (Inggris).
Baca juga: "The Fox King" jadi pembuka Jakarta Film Week 2025
Baca juga: Film "Pangku" arahan Reza Rahadian raih empat penghargaan di BIFF 2025
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.